Nakita.id.- Saat hamil, mungkin Moms menganggap bahwa satu-satunya faktor yang bisa mengganggu perkembangan bayi adalah makanan dan minuman yang Moms santap.
Namun, sebenarnya masih ada faktor lain, yang bila tidak disadari, juga bisa membahayakan janin, yaitu depresi.
BACA JUGA: Hasil Riset: Waspada, Depresi Ternyata Gen Yang Bisa Diwariskan!
Depresi adalah suatu gangguan mood yang kompleks. Seseorang yang depresi biasanya memiliki raut muka sedih, merasa sedih dalam jangka waktu lama (minimal dua minggu).
Dirinya juga terus merasa letih, dan kehilangan minat terhadap aktivitas sosial.
Gejala lainnya dapat berupa sulit berkonsentrasi, tidak memiliki nafsu makan, sulit tidur, sakit kepala, merasa bersalah dan tidak berguna, serta hilang kepercayaan diri.
Menurut Diana Dell, ahli kebidanan dan psikiater di Duke University, saat depresi, seseorang akan menghasilkan beberapa senyawa kimia yang sedikit berbahaya, seperti hormon stres kortisol.
BACA JUGA: Ini Yang Perlu Dilakukan Moms Jika Batita Bermimpi Buruk
Lalu apa efek depresi pada perempuan hamil dan juga janinnya?
Perempuan hamil yang mengalami depresi berat memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk keguguran di trimester pertama.
Selain itu stres yang ia derita juga akan memengaruhi cara bayinya merespons stres yang akan ia alami sendiri kelak—sebagai contoh, Si Kecil mungkin akan lebih rentan mengalami stres saat menghadapi masalah.
Meski begitu, Moms jangan lupa bahwa bukan hanya genetika saja yang berperan penting dalam pertumbuhan bayi Moms, tapi juga lingkungan—tempat anak tumbuh dalam keluarga yang menyayangi dan mendukungnya.
Karena otak bayi akan terus mengalami perkembangan, mereka dapat mempelajari perilaku baru guna mengimbangi pengaruh prenatal tadi.
BACA JUGA: Promosikan Jamu di Singapura, Penampilan Menantu Siti Nurhaliza Cantik Banget!
Intinya, depresi pada perempuan hamil bisa membahayakan Moms dan juga Si Kecil.
Lalu apa yang sebaiknya dilakukan jika Moms merasa mengalami depresi (terutama yang berat)?
Segeralah bicarakan persoalan itu dengan keluarga dan berkonsultasilah kepada psikiater karena pengenalan awal dan pengobatan dapat membantu mengecilkan risiko apapun yang bisa mengenai bayi Moms. (*)
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR