Nakita.id - Pemulihan organ dalam rahim usai melahirkan normal sangat penting untuk Moms ketahui.
Namun, bagi Moms yang baru pertama kali melahirkan pasti merasa bingung bagaimana cara mempercepat pemulihannya?
Juga bertanya-tanya, berapa lama waktu yang sebenarnya dibutuhkan untuk pemulihan organ dalam rahim agar kembali seperti semula.
Perlu diketahui, normalnya, sejak hari pertama melahirkan secara alami sampai waktu 40 hari, Moms akan mengalami periode masa nifas (perdarahan sisa-sisa dari proses persalinan).
Pada minggu pertama masa nifas, darah yang keluar berwarna merah segar (lochia rubra).
Setelah itu selama dua minggu, warna darah yang keluar berubah menjadi kecokelatan dan kekuningan (lochia sanguinolenta).
Berikutnya, mulai keluar lendir-lendir putih bening atau agak kuning (lochia alba).
Masih berkaitan dengan itu, hari kedua atau ketiga setelah melahirkan, selain ASI mulai keluar, Moms juga akan mengalami kontraksi-kontraksi kuat yang berdampak terhadap mengecilnya rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.
Ukuran rahim yang pada saat hamil besarnya cukup untuk kapasitas janin seberat 3-4 kg, begitu melahirkan akan mengecil menjadi hanya sekitar 2 kepalan tangan laki-laki dewasa.
Sekitar dua minggu kemudian, rahim akan mengecil lagi menjadi satu kepalan tangan hingga menjadi sebesar telur ayam sampai akhirnya tak lagi dapat teraba dari perut.
Bila tak ada masalah, proses mengecilnya rahim ini berlangsung sekitar 40 hari.
Lantaran itulah, seminggu setelah persalinan, perlu dilakukan pemeriksaan ulang.
Baca Juga: Catat! Ternyata Posisi Rahim Ini Bisa Pengaruhi Kehamilan, Moms
Salah satunya untuk melihat terjadi tidaknya kontraksi dan bersih tidaknya rahim dari sisa-sisa darah pascabersalin.
Kontraksi menjadi penting karena tanpa adanya kontraksi-kontraksi yang kuat, Moms dapat mengalami ancaman perdarahan pascamelahirkan.
Sementara itu, pemulihan organ dalam rahim usai melahirkan juga meliputi pemeriksaan kondisi fisik rahim Moms pada masa nifas, yang umumnya akan dilakukan dokter satu minggu hingga satu bulan setelah Moms melahirkan.
Baca Juga: Sering Dijumpai, Tanaman-tanaman Ini Bisa untuk Detox Rahim Lho
Bagaimana pemulihan organ dalam rahim usai melahirkan sesar?
Sama dengan normal, Moms yang bersalin sesar pun akan mengalami periode masa nifas selama 40 hari.
Hanya saja, proses kesembuhan organ-organ bagian dalam sedikit berbeda karena persalinan sesar dilakukan dengan membuka lapisan demi lapisan perut, dari otot perut, dinding perut, hingga dinding rahim.
Karena pada lapisan-lapisan yang dibuka tersebut dilakukan proses penjahitan, kondisi ini akan berdampak pada masa nifas yang cenderung lebih lama sekitar 2-3 bulan.
Jadi bagi Moms pascaoperasi sesar, jika sampai 3 bulan masih keluar darah vlek, bisa dianggap normal, namun sebaiknya tetap melakukan kontrol rutin ke dokter kandungan.
"Mengeringnya" bekas jahitan salah satunya dipengaruhi oleh jenis benang yang digunakan.
Ada benang yang terbuat dari protein sintentis yang dapat langsung diserap tubuh.
Namun pada beberapa orang, benang jenis ini berisiko menimbulkan alergi dan reaksi penolakan jaringan.
Pada kondisi ini, tubuh yang menolak bahan protein tersebut justru tidak dapat menyerap benang dengan baik sehingga benang malah bisa keluar dan membuat jahitan terbuka.
Pada bagian kulit luar, reaksi alergi umumnya akan menimbulkan rasa gatal yang akan mengakibatkan infeksi jika terus digaruk.
Sederhananya, benang jenis ini sering kali membuat bekas jahitan lama mengering.
Karena alasan tadi, beberapa dokter lebih memilih benang yang harus dilepas/diangkat dari jahitannya karena risiko alerginya lebih rendah.
Baca Juga: 9 Cara Cepat Pemulihan Setelah Operasi Sesar, Terapkan Metode Ini
Dengan benang ini umumnya jahitan akan mengering (dan benangnya diangkat) dalam waktu 10-14 hari.
Sehingga, pemulihan organ dalam rahim usai melahirkan akan lebih cepat.
Faktor lain yang memengaruhi cepat tidaknya jahitan mengering adalah daerah jahitan.
Kesembuhan setiap lapisan perut hingga ke rahim yang "dibuka" saat sesar memiliki masa yang berbeda-beda.
Pada bagian kulit luar biasanya jahitan sudah akan mengering dalam periode 2 minggu.
Sedangkan jahitan pada lapisan otot dalam akan menyatu dalam waktu satu bulan.
Untuk kembalinya semua jaringan otot yang terdalam hingga lapisan bawah pelindung otot untuk menyatu kembali menjadi seperti sebelum operasi sesar memerlukan waktu hingga 4-6 bulan.
Sementara itu, melansir flo.health, pemulihan organ dalam rahim usai melahirkan juga bisa dilakukan di rumah dengan beberapa cara.
1. Lakukan senam kegel secara teratur
Senam kegel membantu menguatkan dasar panggul Moms.
Latihan ini dapat memperbaiki kondisi yang dapat menurunkan kekuatan otot panggul bawah.
Selain itu, juga membantu memperbaiki kondisi urine dan meningkatkan kenikmatan seksual dengan meningkatkan tonus otot Miss V.
Baca Juga: Usai Jalani Operasi Sesar, Ini yang Harus Diperhatikan saat Pemulihan
Lebih dari itu, dapat memperkuat otot-otot sfingter, yaitu otot dengan bentuk seperti cincin yang berfungsi menutup jalur atau bukaan pada tubuh.
2. Konsumsi lebih banyak makanan berserat
Cara lain pemulihan organ dalam rahim usai melahirkan, yaitu dengan perbanyak makanan yang mengandung serat.
Gerakan usus postpartum pertama setelah melahirkan, mungkin terasa sakit.
Namun, bukan berarti Moms tidak bisa untuk Buang Air Besar (BAB).
Sebab, jika buang air besar tidak lancar akan berdampak pada kesehatan tubuh Moms.
Bukan tidak mungkin, Moms bisa mengalami sembelit.
Maka, untuk mencegahnya usai persalinan dan organ dalam rahim bisa cepat pulih bisa dilakukan dengan konsumsi sayuran dan buah.
Banyak makan makanan berserat, dapat membantu melancarkan buang air besar dan melunakkan feses Moms.
3. Redakan pembengkakan dengan es
Beberapa dokter, mungkin menyarankan agar menggunakan es untuk meredakan pembengkakan di sekitar organ intim Moms.
Baca Juga: 5 Makanan Terbaik untuk Pemulihan Setelah Melahirkan
Cara ini akan membantu mengurangi rasa sakit karena pembengkakan itu sendiri.
4. Pastikan Moms Cukup Istirahat
Kebugaran dan kesehatan Moms usai melahirkan menjadi hal penting yang perlu diperhatikan.
Dengan tubuh sehat dan bugar, Moms lebih siap melakukan rutinitas pasca melahirkan yang melelahkan, karena selain mengurus si kecil, Moms juga perlu memulihkan diri.
Salah satu cara menjaga kebugaran adalah dengan beristirahat yang cukup.
Sayangnya, kecukupan istirahat ini dapat terganggu karena si kecil kerap terbangun untuk disusui.
Salah satu triknya, saat bayi tidur, usahakan Moms juga terlelap, jam berapa pun itu.
Dengan cara itu, kecukupan tidur Moms bisa
Mintalah bantuan keluarga untuk melakukan urusan di rumah selama beberapa hari setelah persalinan.
Baik untuk menyiapkan makanan, mencuci pakaian Moms dan si kecil, membereskan rumah, dan lainnya.
Dengan begitu, Moms bisa fokus merawat diri dan si kecil dengan optimal.
Batasi kedatangan saudara, teman, dan keluarga yang akan menjenguk agar Moms dan bayi dapat cukup beristirahat.
6. KONSULTASI KE DOKTER
Usai melahirkan, Moms sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan.
Dengan begitu, Moms bisa berkonsultasi tentang berbagai masalah yang dihadapi, misalnya, kondisi organ intim usai melahirkan, jahitan bekas melahirkan, dan masih banyak lagi.
Tanyakan bila Moms memiliki keluhan, seperti perasaan depresi, cemas, sakit saat berhubungan seks, atau sulit buang air kecil.
Pertimbangkan juga untuk mulai memilih dan menggunakan alat kontrasepsi.
Komunikasikan juga pada dokter bila Moms mengalami tekanan atau kesedihan mendalam setelah melahirkan (baby blues).
Tanda-tanda baby blues antara lain:
1. Merasa Bosan, Sedih, dan Lelah Usai melahirkan
Ibu merasa bosan karena yang dihadapinya sehari-hari hanyalah seputar merawat dan mengasuh bayi yang ternyata cukup merepotkan. Apalagi jika tak ada siapa pun yang membantu.
Efeknya ibu mengalami kelelahan yang luar biasa, kurang istirahat, ingin tidur tapi tidak bisa tidur, bahkan insomnia. Akibatnya ibu pun bisa mengalami penurunan konsentrasi.
2. Mudah Marah, Tersinggung, dan Lebih Sensitif
Kala melihat bayi sering menangis bahkan mengalami muntah, misalnya, dan sebagainya, ibu secara tak sadar malah memarahi atau membentak si kecil.
Di sisi lain, suami biasanya bingung kenapa istrinya jadi sensitif dan mudah tersinggung.
Sang ibu jadi tambah kesal karena suami tak berusaha membantu menyelesaikan problem yang dihadapinya.
Intinya, ibu menjadi tidak sabar, mudah marah, dan mudah terpancing emosinya.
3. Merasa Terasing, Bersalah, dan Malu
Selama berada di RS, begitu usai melahirkan, ibu mendapatkan perhatian penuh dari keluarga, kerabat, teman dan lainnya.
Namun, begitu pulang ke rumah, kondisi bisa berubah 180 derajat. Ibu kurang mendapat perhatian dari lingkungan terdekat dan harus mengurus bayi lebih intens dari siapa pun.
Masalah bisa makin bertumpuk tatkala ibu menemui kesulitan dalam memberikan ASI misalnya, sementara tuntutan mengurus kebutuhan suami dan diri sendiri harus tetap dipenuhi.
Bayangan semula yang terasa menyenangkan kini menyergap dalam bentuk aneka kerepotan.
Akibatnya, ibu merasa terasing. Belum lagi bila orangtua atau mertua banyak memberi komentar atau terlalu ikut campur soal pengurusan anak hanya karena merasa lebih berpengalaman.
Hal-hal semacam ini gampang membuat ibu semakin bingung.
Dalam hati, muncul rasa bersalah sekaligus malu bila dikomentari kurang terampil mengurus anak dan sebagainya.
Sebab, baby blues yang tak tertangani dapat memicu gangguan yang lebih berat seperti depresi pasca melahirkan.
Minta dukungan pasangan dan keluarga agar baby blues usai melahirkan dapat cepat tertangani.
Lakukan relaksasi agar suasana hati lebih tenang.
Sesekali lakukan me time dengan berbelanja, ke salon, spa, atau aktivitas apa pun yang Moms suka.
Tampil Percaya Diri di Tiap Momen, Fres & Natural EDT Gandeng El Rumi Hadirkan Wangi Segar dan Tahan Lama
KOMENTAR