Kalau dibiarkan, bisa jadi anak akan dicap bawel atau tidak disukai oleh lingkungannya.
Lebih parah lagi, jika anak sampai bertemu dengan seseorang yang mendampratnya, “Apa kamu bilang? Rumah ini jelek? Memangnya, rumah kamu bagus!” Nah, bisa dibayangkan seperti apa situasi selanjutnya.
Lantas bagaimana cara mengondisikan anak agar dapat menilai waktu dan tempat yang pas sebelum menyatakan komplain?
Saat anak komplain, orangtua sebaiknya mendengarkannya dengan hati selain telinga, tak perlu langsung memotong dan memarahinya.
Alangkah lebih baik bila orangtua melakukan elaborasi dari apa yang diungkapkan anak.
Dengan begitu, salah persepsi/miskomunikasi dapat dihindarkan.
Misalnya, mengulang kembali keluhan anak. Contoh, “Oh, jadi Adek tidak suka kalau Bunda kerja tiap hari dan maumu Bunda di rumah saja?”
Selanjutnya, berikan penjelasan untuk meluruskan pandangan/pendapat anak.
Kalimat yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kapasitas berpikirnya.
Gunakan kalimat sederhana dan alasan yang tidak bersifat konseptual atau abstrak.
Contoh, “Mama bekerja agar mendapatkan uang (kenalkan fungsi uang kepada anak). Uang itu untuk membeli keperluan kamu termasuk mainan.”
Cara ini merupakan satu bentuk pengondisian agar anak mengembangkan kecerdasan emosinya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
KOMENTAR