Maka dijawab oleh Ki Gede Pamanahan, "Puniko ron ingkang dipun pecel," yang berarti, "Ini adalah dedaunan yang direbus dan diperas airnya."
Pecel biasanya dijadikan sarapan dan makan siang karena diyakini memberi energi dan gizi yang baik untuk menjalani aktivitas seharian penuh.
Pecel biasa disajikan di atas nasi atau lontong yang dipotong-potong.
Biasanya sayuran dipecel berupa bayam, kangkung, ubi jalar, daun ketela, daun beluntas, daun pegagan, kecombrang, polong, kacang panjang, kecipir, kecambah.
Bahkan, masyarakat di pedesaan Jawa terbiasa mengambil tanaman apa pun yang ada di pekarangan, pinggir sawah, bahkan kadang tumbuh liar di tepi jalan untuk dijadikan Pecel.
Sebagai penambah rasa ada sambel pecel yang disiram di atas aneka sayuran rebus tersebut.
BACA JUGA: Ini Sebabnya Kita Tidak Bisa Mengingat Mimpi yang Terjadi Saat Kita Tidur
Sambel pecel dari ulekan kacang tanah halus memiliki cita rasa manis, asam, pedas, dan gurih.
Berbeda dengan saus gado-gado dan karedok yang harus dibuat saat ingin disantap, sambel pecel terbilang lebih praktis. Dapat disimpan dan disantap di lain waktu.
Source | : | Kompas.com,Gastronomi Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR