"Sambel pecel ini berkembang di berbagai daerah. Ada yang bercita rasa daun jeruk purut, ada yang bercita rasa kencur, ada pula yang bercita rasa manis asam yang tinggi," kata Murdijati.
Setiap daerah memiliki ciri khas pecel tersendiri. Misalnya di Yogyakarta dan sekitar, Pecel disajikan dengan tempe dan tahu bacem.
Di beberapa daerah, sajian pecel di atas nasi atau lontong, masih ditemani dengan lauk-pauk seperti telur dadar atau telur ceplok.
Ada juga yang ditambahkan dengan ikan asin atau teri.
Di Klaten, Pecel ditemani suwiran ayam goreng sehingga disebut Pecel Pitik (ayam).
Di Solo dan Madiun, pecel disajikan dengan kerupuk karak. Di Banyuwangi, Pecel terasa tak afdol tanpa ditemani remasan kelapa kering yang digoreng.
Pecel disebutkan Murdijati adalah lambang kesederhanaan dan perjalanan.
Salah satu buktinya pecel adalah hidangan yang paling sering ditemui di sepanjang perjalanan kereta api. Ia disantap oleh berbagai kalangan masyarakat.
Source | : | Kompas.com,Gastronomi Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR