Nilotpal Das dan Abhijeet Nath adalah dua dari puluhan orang yang tewas di berbagai tempat di India akibat dicurigai sebagai penculik anak-anak.
Rumor soal kelompok penculik anak ini tersebar luas dan amat cepat di India lewat layanan pesan WhatsApp dan media sosial seperti Facebook.
Akibatnya, sebagian warga dengan gampang menaruh curiga terhadap orang asing yang tak pernah terlihat di sekitar komunitas mereka.
Kecurigaan ini kerap berubah menjadi amuk massa yang dalam dua bulan terakhir dan sudah memakan korban setidaknya 20 orang di seluruh India.
Pemerintah India sebenarnya tak tinggal diam dan mencoba merespon dengan memberikan sosialiasi hingga pemutusan akses internet.
BACA JUGA: Viral, Pria Ini Selfie di Depan Korban Kecelakaan yang Sebenarnya Masih Bisa Diselamatkan!
Namun, semua upaya itu belum membuah hasil dan aksi main hakim sendiri masih terus terjadi di negeri tersebut.
Kini, seakan putus asa, pejabat pemerintah justru menuding WhatsApp, yang digunakan sekitar 200 juta warga India, tidak bertanggung jawab terkait tersebarnya pesan-pesan berbahaya itu.
Menjadi tertuduh, WhatsApp menegaskan, pihaknya juga amat prihatin dengan kondisi yang terjadi di India dan menjanjikan langkah-langkah antisipasi.
Raksasa media sosial ini kemudian memasang iklan satu halaman penuh di berbagai surat kabar India yang berisi "panduan" bagi penggunanya untuk menyaring informasi yang mereka terima.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Intisari |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR