Sebulan setelah insiden itu, desa Panjuri Kachari nyaris kosong. Hanya beberapa perempuan, anak-anak, dan orang tua yang tersisa.
Para pria dan pemuda kini berada di tahanan polisi atau menjadi buronan.
Pembunuhan berdasarkan kecurigaan atau informasi yang salah sebenarnya bukan fenomena baru di India dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di dunia.
Namun, keberadaan telepon pintar dan akses internet yang bahkan kini bisa dinikmati di kawasan-kawasan miskin dan terisolasi semakin memperkeruh masalah.
BACA JUGA: Berhenti Percaya Moms! Mitos Kesehatan yang Beredar Ini Ternyata Hoax
Pembunuhan Nilotpal Das dan Abhijeet Nath menjadi pembicaraan di kalangan warga terpelajar di wilayah urban India.
Kondisi ini semakin menebalkan persepsi bahwa warga di pedesaan amat terbelakang dan tak mengenal hukum sama sekali.
"Semua orang kini merasakan hal tersebut bisa menimpa anak mereka atau diri mereka sendiri," kata Ittisha Sarah (25), teman kedua pemuda yang tewas itu.
"Perasaan itu amat memengaruhi banyak orang. Sebab, setiap orang bisa menjadi korban insiden brutal semacam ini," tambah Sarah. (*)
Artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul, "Gara-gara Hoaks, 20 Orang di India Tewas Dihakimi Massa dalam Dua Bulan Terakhir"
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Intisari |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR