Contoh, ia sedih "ditegur" gurunya karena lupa membawa gambar kucing.
Karenanya, pandai-pandailah menggali perasaan si batita dan jalinlah komunikasi yang baik dengan anak sehingga terbiasa mengungkapkan perasaannya.
BACA JUGA: Denada Habiskan Biaya Hampir Rp 400 Juta Dalam Seminggu Untuk Pengobatan Sang Anak
Selanjutnya, jadilah pendengar yang baik pada saat anak mengungkapkan pendapat dan perasaannya. Pahami dirinya.
Niscaya dengan langkah-langkah ini, anak merasa dihargai.
Kelak, ia tak akan sungkan atau takut bercerita lagi. Lewat cara-cara seperti inilah, anak akan terbiasa mengungkapkan emosinya.
"Anak yang dapat mengungkapkan emosinya dengan baik, kelak bakal lebih mudah diterima oleh lingkungan," tandas Indah.
Ia dapat mengungkapkan perasaan dan keinginannya melalui kata-kata tanpa perlu berperilaku agresif atau sebaliknya menarik diri.
BACA JUGA: 4 Orang Ini Dulunya Asisten Artis, Sekarang Malah Jadi Artis Beneran!
Kemampuan ini juga membuatnya lebih mudah dalam memahami perasaan orang lain dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dengan begitu, anak juga bakal tumbuh menjadi manusia yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR