Nakita.id.- Gaya hidup sedikit bergerak yang banyak dilakukan saat ini membuat risiko penyakit degeneratif menyerang usia muda.
Salah satunya Diabetes Melitus atau bahasa awamnya disebut penyakit kencing manis.
Asal Moms tahu, jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia cukup mengkhawatirkan karena berada di urutan keempat dengan prevalensi tertinggi di dunia setelah India, Cina, dan Amerika.
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolisme yang berlangsung lama (biasanya tahunan), yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah.
BACA JUGA: Wow, Nasi Dari Kembang Kol, Kabar Baik Untuk Diabetesi dan Pecinta Diet!
Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 – 150 mg/dL. Kondisi hiperglikemia apabila kadar gula dalam darah jauh di atas nilai normal.
Sedangkan hipoglikemia apabila seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah di bawah normal.
Untuk mengecek seseorang mengidap diabetes atau tidak dapat dipastikan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl.
Pada pemeriksaan gula darah sewaktu, diagnosis diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, atau di atas 200 mg/dl.
Jenis diabetes ada dua, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 didiagnosis pada saat anat-anak dan dikenal sebagai juvenile diabetes.
Ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling umum ditemukan. Ditandai dengan kurangnya produksi hormon insulin atau ketidak mampuan tubuh menggunakan hormon insulin secara efektif.
Beberapa gejala diabetes adalah jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria), sering atau cepat merasa haus (Polydipsia), lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia).
BACA JUGA: Ingin Diet Cepat Berhasil? Hindari Karbohidrat Ini di Malam Hari!
Frekuensi urine meningkat / kencing terus (Glycosuria), kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya, kesemutan / mati rasa pada ujung saraf ditelapak tangan dan kaki, cepat lelah dan lemah setiap waktu, mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba.
Timbul juga masalah gatal di seluruh tubuh, gairah seks lemah, serta apabila luka / tergores (korengan) lambat penyembuhannya. Kulit juga mudah terinfeksi.
Dalam jangka panjang diabetes yang tidak ditangani akan menimbulkan berbagai komplikasi seperti gangguan pembuluh darah.
Terutama dapat terjadi pada otak dan menimbulkan stroke atau pada mata menimbulkan diabetik retinopati (rusaknya pembuluh darah retina mata).
Diabetes juga dapat menimbulkan serangan jantung akibat tingginya glukosa dalam darah meningkatkan kadar trigliserida dan kolesterol sehingga dapat menyumbat pembuluh darah jatung.
Risiko lain akibat diabetes adalah gagal ginjal dan amputasi pada jari kaki akibat kematian jaringan.
Makanan dan minuman manis selama ini dituding sebagai penyebab munculnya diabetes.
Hal ini memang benar, Moms. Oleh sebab itu, agar tidak terkena diabetes hindari makanan dan minuman yang serbamanis dan yang mengandung karbohidrat tinggi.
BACA JUGA: Cara Lain Bakar Kalori Setara Jogging 15 Menit, Tontonlah Film Horor!
Namun demikian, Moms harus waspada. Meskipun bukan penyuka yang serbamanis, jangan dilupakan faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan diabetes.
Faktor-faktor itu antara lain keturunan, kegemukan, tekanan darah tinggi, kadar trigliserida tinggi, pola makan dan pola hidup tidak sehat serta kurang olahraga.
Setelah tahu gejala, akibat, dan faktor-faktor yang menyebabkan diabetes, bagaimana cara pencegahannya? Lalu apa yang harus dikontrol?
Hal pertama yang harus dilakukan untuk pencegahan adalah mengatur pola makan seimbang dan menjaga berat badan ideal.
Memang tidak mudah, tapi ingatlah bagaimana dampaknya ke depan, akan lebih banyak biaya yang keluar dan juga pengaturan pola makan yang lebih ketat.
BACA JUGA: Salut, 100 Kota di Sri Lanka Sepakat Memboikot Penjualan Rokok!
Selanjutnya, istirahatlah dengan cukup, lakukan olahraga teratur, dan hindari rokok.
Jika sudah terkena diabetes, hal yang harus selalu diperhatikan adalah memonitor kadar gula darah, kontrol teratur ke dokter, mengatur pola makan, istirahat, olah raga, dan berhenti merokok bagi yang merokok. (*)
Source | : | AXA Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR