Menurut data statistik yang dicatat, rata-rata pasangan akan mengamburkan banyak biaya saat menikah.
Mulai dari persiapan hingga babak final acara pernikahan.
Tak jarang, mereka kan melakukan usaha bahkan meminjam uang kepada pihak lain yang memiliki harta lebih, atau meminjam pada sebuah bursa peminjaman uang untuk menutup semua kebutuhan pernikahan.
Yang dilakukan pasangan tersebut terbentuk atas nama gengsi yang tinggi.
Mereka yang memandang bila pernikahan yang hakikatnya hanya terjadi sekali dalam seumur hidup berpikir bahwa pernikahan juga harus dilaksanakan secara mewah, meriah dan terkesan, dengan menggunakan berbagai cara yang akhirnya membuat keuangannya merosot.
Hal ini sudah menjadi rahasia umum, apalagi di Indonesia.
Makin banyaknya hotel dan gedung-gedung mewah, tempat resepsi pernikahan sudah diantre bahkan satu tahun sebelumnya.
Mereka memasang harga yang tak murah.
Mulai dari jutaan hingga ratusan juta rupiah dalam satu acara. Mungkin ada juga yang memasang tarif berdasarkan berapa lama waktu sewanya.
Belum lagi beragamnya pilihan mulai dari undangan, katering, penata rias, penata busana, dokumentasi dan masih banyak lagi perlengkapan dan kebutuhan pernikahan zaman now!
Hal ini seolah sudah menjadi kebiasaan dan adat yang sebenarnya tak dianjurkan.
Bagaimana tidak, mereka harus bersusah payah mengumpulkan ratusan juta rupiah bahkan miliaran untuk menikah yang acaranya hanya akan berlangsung beberapa jam.
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Source | : | New York Times,Bustle,marriage.com,Psychologized |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR