Bila salah satu sedang melewati fase tersebut, bukan berarti pasangannya membiarkan begitu saja. Mereka harus berputar otak memberi pasangan pelayanan yang terbaik, mulai dari mencoba berbagai variasi baru, demi tetap terjaganya keintiman mereka.
Bahkan bila ada di pihak yang mengalami fase tersebut, suami atau istri tak boleh serta merta egois dan tak ingin melayani atau dilayani dengan berbagai alasan.
Pasangan akan merasa kecewa dan ini akan berakhir dengan hilangnya rasa cinta dan juga kebahagiaan dalam berumah tangga.
Dan tentang kesetiaan.
Pasangan yang merasa pasangannya loyal, dalam arti setia akan merasakan kebahagiaan yang lebih besar.
Seperti ungkapan Daniel Molden, asisten profesor di Northwestern University.
'Dengan kata lain, perasaan dicintai dan didukung yang digunakan orang untuk menilai siapa yang membuat pasangan bahagia dan dapat dipercaya merupakan sebagian emosi untuk menentukan kepuasan dalam sebuah pernikahan'.
Dalam ujarannya tersebut, Psychological Science menjelaskan bahwa rinci bagaimana maraknya fenomena perselingkuhan dan rasa mengabaikan bagi pasangan suami istri.
Mungkin orang dewasa yang sudah memasuki jenjang pernikahan masih memiliki gagasan yang salah pada rasa kesetiaan.
Banyak yang berpikir bahwa pasangan dituntut setia, sekalipun pasangan sudah melakukannya dengan baik.
Baca Juga : Wah! Ternyata Garam Ampuh Atasi Masalah Kecantikan, Yuk Langsung Coba!
Peran Kesetiaan
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Source | : | New York Times,Bustle,marriage.com,Psychologized |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR