Itu bukan kebahagiaan dan kepuasan pribadi.
Kebahagiaan yang hakiki baginya, adalah ketika ia pulang dalam keadaan lapar namun istrinya belum menyiapkan makan, ia memiliki kewajiban untuk menawarkan istri membantu memasak atau mengajaknya makan di luar rumah.
Hal ini terlihat sulit, terlebih membayangkan betapa lelahnya suami bekerja pagi hingga malam, tetapi harus mengalah untuk mengajak istrinya makan meskipun tak disiapkan.
Hati istri merupakan kebahagiaan hakiki bagi pasangannya.
Tetapi bukan berarti dalam fenomena tersebut, istri dianggap benar.
Sudah menjadi kewajibannya melayani sang suami dalam suka maupun duka.
Baca Juga : Mau Rumah Sejuk Tanpa Perlu AC? Taruh Deretan Tanaman Ini di Rumah!
Istri harus selalu ada saat sang suami membutuhkannya, meskipun tanpa diminta.
Terlebih bila istri melihat suaminya lelah karena bekerja, ia harusnya membantu untuk menghilangkan lelah dan letih sang suami.
Selain menyiapkan makanan, istri memiliki kewajiban membuat suami nyaman.
Baik secara fisik maupun seks.
Banyak kisah membuktikan bahwa semakin lama suami istri di usia pernikahannya, mereka akan memiliki fase letih dan bosan dalam berhubungan seksual.
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Source | : | New York Times,Bustle,marriage.com,Psychologized |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR