Jika lebih dari intensitas ini maka Moms harus segera menghubungi dokter, karena dikhawatirkan Moms mengalami gangguan pencernaan seperti penyakit radang usus, penyakit celiac, intoleransi laktosa, atau penyakit GERD.
Collins menjelaskan meski kentut ditahan, gas berbau itu tidak serta merta akan menghilang.
Ia akan menemukan cara alternatif untuk keluar dari tubuh, salah satunya melalui mulut.
"Penumpukan gas di usus dapat memicu distensi abdomen, yakni beberapa gas diserap kembali ke dalam sirkulasi dan dihembuskan melalui napas Moms," ujar Collins.
Baca Juga : Inovasi Baru: Popok Dari Serat Bambu Menghindari Si Kecil Dari Ruam Popok
Namun di sisi lain Collins menyatakan, menahan produksi gas berlebih ini terus menerus maka dapat membuat tubuh mengeluarkannya dengan cara yang tak terduga misalnya kentut yang tidak terkendali.
Itu sebabnya Collins mengimbau agar masyarakat tidak terlalu sering menahan kentut.
Jika merasa ada yang tidak beres di perut, maka segera cari tempat yang aman untuk mengeluarkannya.
"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa menahan kentut berbahaya bagi kesehatan kita. Paling-paling akan mengalami kembung atau kram perut," kata Collins.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Medical Daily,suara.com,Majalah Prevention Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR