Nakita.id - Salah satu permasalahan yang kerap timbul dalam masa perkembangan Si Kecil adalah terlambat bicara atau speech delay.
Beberapa orang beranggapan jika keterlambatan Si Kecil dalam berbicara bisa dipengaruhi dari faktor keturunan.
Yang mana apabila orangtua atau keluarga dengan riwayat terlambat bicara, maka berpengaruh juga untuk Si Kecil.
Namun, yang harus Moms ketahui adalah faktor genetik atau keturunan bukanlah satu-satunya penyebab keterlambatan perkembangan bicara.
Baca Juga : Tahukah, Beraktivitas Menggunakan Alas Kaki Lebih Rentan Cedera
Masih ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi keterlambatan bicara pada Si Kecil.
Yaitu seperti faktor lingungan dan faktor kematangan Si Kecil (maturitas).
Pertama adalah faktor lingkungan, Si Kecil yang mengalami keterlambatan bicara bisa disebabkan dari kurang mendapat rangsangan bicara di lingkungan rumah.
Mungkin karena orangtua atau pengasuhnya bukan tergolong orang yang banyak bicara alias pendiam.
Baca Juga : Riset Mengungkapkan, Kaum Millenial Sangat Takut Menghadapi Penuaan
Bisa juga karena Moms dan orang-orang di rumah sering mengajak Si Kecil berbicara, tapi karena tempo bicara terlampau cepat, maka membuat Si Kecil sulit mengungkapkannya.
Selain itu, Si Kecil mendapat stimulus yang tidak sesuai, misalnya terlampau banyak diberikan instruksi, diperkenalkan pada berbagai kosakata tanpa ia sempat untuk sering-sering mengulang kosakata tersebut.
Serta bisa juga karena Si Kecil lebih sering berinteraksi dengan layar kaca atau televisi.
Kemudian yang kedua adalah faktor kematangan (maturitas).
Baca Juga : Catat, Anjuran Jumlah Asupan Protein untuk Si Kecil Berdasarkan WHO
Pusat bicara di otak belum mencapai kematangan, sehingga Si Kecil sulit mengungkapkan kata-kata.
Walaupun Si Kecil telah mendapatkan stimulasi yang cukup baik, tetap saja ia akan mengalami keterlambatan bicara.
Ketahuilah Moms, untuk bicara apa pun, Si Kecil itu membutuhkan kesiapan yang ditunjang dengan kematangan motorik dan kemampuan berpikir.
Segala macam rangsangan tidak akan berhasil bila belum ada pematangan bagian-bagian tubuh yang dibutuhkan untuk mempelajari sesuatu.
Baca Juga : Latih Anak Agar Tak Selalu Disuapi Saat Makan dengan Hypnoparenting
Selain itu, bila pemberian stimulus tidak menarik atau secara afektif Si Kecil belum tertarik, maka pemberian rangsang, apalagi yang bersifat akademis tidak akan bermanfaat.
Dampak negatifnya anak akan menjadi jenuh tidak menaruh minat untuk belajar. (*)
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR