Karena mereka harus mampu untuk mengontrol diri tidak membuat korban yang masih anak-anak kembali teringat duka mendalamnya.
Baca Juga : Bawa Kebahagiaan di Tengah Duka Gempa Tsunami Palu, Seorang Bayi Lahir di Tenda Pengungsian!
Mereka justru harusnya memberi pemulihan dan juga hiburan dengan cara sama rata dan tidak membanding-bandingkan, terutama bagi mereka yang bersekolah di sekolah yang tak terdampak gempa.
Kepala sekolah SDN 30 Mattirowalie juga mengimbau para guru tidak menyinggung kejadian yang menimpa Raska dan Putri demi tujuan pemulihan.
“Kecuali dia sendiri yang bercerita. Sambut dengan rasa kegembiraan dan berikan pemahaman bahwa harus bersabar dengan kejadian tersebut,” tambah Surina.
Tentu usaha tersebut tak hanya dilakukan Surina, tetapi juga para orangtua serta relawan dan siapa saja yang berada bersama anak-anak korban gempa yang ada di pengungsian, terlebih mereka yang kehilangan kedua orangtua atau salah satu orangtuanya.
Hal tersebut dilakukan supaya anak-anak lekas bangkit dan juga kembali menjalani aktivitas sehari-harinya di tengah duka yang masih menyelimuti.
Karena anak-anak sangat berisiko mengalami trauma tinggi yang dikhawatirkan ia tidak bisa menjalani kehidupannya dengan normal.
Tak heran bila mereka yang sudah kehilangan kedua orangtuanya diungsikan ke lokasi yang jauh dari lokasi kejadian agar tidak lagi mengalami trauma.
Baca Juga : Diterjang Gempa Berkali-kali, Warga Lombok Rayakan Lebaran di Pengungsian
Anak Korban Gempa Diperkosa di Pengungsian
Sayangnya, usaha ini justru disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Source | : | Kompas.com,The Guardian,mental for help,prychology.org |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR