Nakita.id - Moms tentu menginginkan Si Kecil makan dengan lahap tanpa harus pilih-pilih makan atau picky eater.
Menurut jurnal gizi 2018, picky eater merupakan kondisi ketika anak menunjukan preferensi yang ia suka.
Anak yang picky eater cenderung hanya menyukai jenis makan tertentu secara berulang-ulang.
Misalnya, ketika anak menyukai ayam maka ia hanya ingin makan ayam saja dan tidak menginginkan menu lainnya. Begitu pun contoh-contoh menu lainnya.
Baca Juga : 50 % Orangtua Di Dunia Punya Pengalaman Menghadapi Anak Picky Eater
Nutritionist Dr. Rita Ramayulis mengatakan picky eater terbagi dalam dua jenis.
Pertama, picky eater fisik atau gangguan secara fisiologis yang berkaitan dengan penyakit.
Baca Juga : 5 Daftar Warna Lipstik Agar Wajah Terlihat Fresh dan Awet Muda
Jenis picky eater ini memungkinkan anak-anak mengalami infeksi atau inflamasi (peradangan) akibat makanan-makanan tertentu.
Hal ini lah yang kemudian membuat nafsu makan anak menurun dan anak cenderung pilih-pilih makanan.
Kedua, picky eater psikologis atau gangguan secara psikologis yang membuat anak merasakan beban ketika mengonsumsinya.
"Kebanyakan terjadi di Indonesia adalah picky eater karena psikologis, kok bisa? Lihat saja orangtua zaman sekarang, memberikan makanan pada anak tidak dijadikan sebagai stimulasi, upaya pendidikan, upaya cinta," ujar Dr. Rita Ramayulis dalam acara International Chefs Day 2018: 'Healthy Food for Growing Up' yang digelar di Jakarta Selatan, Sabtu (20/10).
"Anak saat makan merasakan beban, beban harus dihabiskan, tergesa-gesa, atau dalam waktu 30 menit masih diteruskan juga makannya, membuat anak bosan.
Situasi makan tidak menyenangkan, tampilan makanan juga, inilah menimbulkan picky eater. J
adi kita memang tidak boleh berlaku ekstrem pada makanan, karena sesuatu yang ekstrem terkait makanan akan membuat dia picky eater," tambahnya.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Putri Najwa Shihab Lahir Prematur Meninggal, Ini Komplikasi Bayi Prematur
Lebih lanjut, dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A, IBCLC mengatakan bahwa anak yang picky eater bisa disebabkan karena kurangnya mendapat aneka jenis bahan makanan.
Biasanya hal itu terjadi karena para orangtua yang takut untuk mencobakan aneka jenis bahan makanan pada anak.
Padahal pemberian aneka jenis makanan itu penting untuk dilakukan sebelum Si Kecil terlanjur mengenal rasa makanan dan sebelum ia menjadi foodphobia.
"Kita harus sudah mulai kenalkan aneka jenis makanan untuk anak di momen makan pertama mereka, tentunya dengan tekstur yang bisa mereka terima sesuai usia," ujar Wiyarni.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Sayur dan Buah Bukan Menu Utama MPASI
"WHO pun menyarankan untuk memberikan makan pada anak dengan menu yang bervariasi, bukan tunggal. Artinya harus mengandung gizi yang seimbang," tambahnya.
Menurut Wiyarni, pemberian aneka jenis makanan itu sangat penting dilakukan untuk mencegah anak yang picky eater dan kekurangan gizi.
Untuk mencegah dan mengatasi kebiasaan picky eater pada anak, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
Jangan pernah memaksa anak makan
Saat anak memalingkan kepalanya dari sendok dan mengatakan dengan jelas bahwa ia sudah kenyang, maka hentikan dulu aktivitas makan.
Jangan memaksa anak untuk terus makan. Percayalah bahwa anak akan memakan apa yang dia butuhkan.
Saat anak menolak makanan, bisa jadi ia memang telah merasa kenyang, terganggu, atau tidak enak badan.
Untuk anak dengan usia yang lebih kecil, hal itu bisa jadi tanda bahwa ia sedang mengalami tumbuh gigi, infeksi, alergi makanan, atau tidak siap dengan makanan padat.
Sebaiknya coba amati kebiasaan makan anak untuk mencari solusinya.
Coba tekstur yang berbeda
Sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak juga memiliki preferensi makanan.
Beberapa diantara mereka mungkin ada yang menyukai makanan goreng, makanan kuah, atau makanan kukus.
Saat anak menolak makanan, coba beri dia dengan tekstur yang berbeda di sesi makan selanjutnya.
Pastikan untuk tidak memberikan anak makanan "sampah" hanya untuk membuatnya makan.
Selalu ingat untuk tawarkan anak dengan makanan sehat yang bernutrisi.
Baca Juga : Ini Risiko Penyakit Pada Bayi yang Lahir dari Ibu Golongan Darah O
Minimalkan gangguan
Jadikan makanan sebagai fokus waktu makan. Matikan TV, singkirkan mainan dan buku, dan bantu anak fokus untuk makan.
Jaga durasi waktu makan
Selesai atau tidak selesai waktu makan sebaiknya berhenti di 20-30 menit.
Bila lebih dari itu, anak akan bosan dan justru merasa tertekan saat makan.
Hal ini tentu tidak karena dapat membuatnya trauma dan benci waktu makan.
Biarkan anak menyentuh makanannya
Saat hendak menawarkan jenis makanan baru, biarkan anak menyentuh makanan tersebut sebelum memakannya.
Dengan begitu ia akan tahu apa yang ia makan dan merasa familiar.
Baca Juga : Berita HOAX Kesehatan: Tanggapan Dokter Reisa Tentang Memotong Bulu Mata Bayi Agar Lentik
Berikan makanan anak sesuai tahap pertumbuhannya
Setelah melewati fase ASI ekslusif selama 6 bulan, anak dapat dikenalkan dengan berbagai jenis makanan MPASI.
Sebaiknya mulai dengan makanan tunggal dan encer terlebih dahulu. Setelah itu lanjutkan dengan kombinasi makanan dan makanan padat.
Ajak anak makan sendiri
Sekitar 9 bulan, banyak anak tertarik untuk mencoba makan sendiri.
Meskipun mungkin dia akan membuat kekacauan tetapi biarkan anak makan sendiri dan memegang kendali.
Belajar dan belajar adalah hal paling penting dalam tumbuh kembang anak.
Teruslah mencoba
Saat anak menolak makanan, jangan cepat menyerah dan teruslah mencoba.
Beberapa bayi mungkin perlu mencoba makanan yang sama hingga ke-8, 10, bahkan 15 kali sebelum mereka menikmatinya.
Jadi bersabarlah dan terus coba memberikan makanan yang sama pada anak dari waktu ke waktu.
Selama anak tidak menunjukan reaksi alergi.
Baca Juga : Agar Perkembangan Otak Anak Optimal, Berikan Buah Kaya Zat Besi Ini
Jangan marah
Wajar bila Moms merasa sedikit marah atau frustasi saat anak menolak makan dan picky eater.
Namun jangan biarkan hal tersebut terus berlanjut dalam waktu yang lama.
Tenangkan diri sembari mencari cara mengemas makanan agar menarik perhatian dan keinginan anak.
Saat kebiasaan picky eater anak semakin memprihatinkan, tidak ada salahnya bila mengonsultasikan hal tersebut pada ahli gizi.
Jangan anggap remeh hal ini, karena picky eater bisa saja membuat anak kekurangan gizi dan stunting. (*)
Source | : | WebMD,nakita.id |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR