Nakita.id.- Saat Moms memesan tiket, tentunya sudah memilih rute pesawat yang akan dinaiki.
Lalu, sudah jamak pilot akan membawa pesawat yang Moms naiki, melewati rute-rute tertentu, agar selamat sampai tujuan.
Tentunya setiap penerbangan memiliki rutenya masing-masing. Namun untuk pengetahuan Moms, tak semua rute bisa dilalui, karena ada larangan tertentu.
Seperti wilayah konflik. Demi keselamatan penerbangan, pesawat tak diperbolehkan melintasi daerah konflik, karena ditakutkan menjadi sasaran tembak.
Baca Juga : 10 'Jangan' Saat Berada Di Dalam Pesawat Agar Perjalanan Aman Dan Nyaman
Ada juga wilayah yang dihindari karena di wilayah itu turbulensi terlalu tinggi akibat wilayahnya rawan badai atau hujan deras, misalnya di wilayah Asia Tengah.
Namun di luar masalah daerah konflik atau rawan turbulensi akibat cuaca tak menentu, ada wilayah di beberapa negara-negara lain yang tak boleh dilintasi oleh pesawat.
Inilah negara-negara/wilayah tersebut:
1. Afrika
Menurut data Asosiasi Penerbangan Udara Internasional (IATA), Afrika paling rawan dilintasi pesawat karena faktor infrastruktur bandara dan kesiapan SDM pengelola bandara yang masih rendah.
Baca Juga : Moms Gemuk Ingin Lakukan Yoga? Ini Panduan Memilih Gerakan Yang Aman
Angka kecelakaan di negara itu sebanyak 6,83 per 1 juta penerbangan pada 2009 hingga 2013. Ini merupakan angka tertinggi di dunia.
2. Rusia
Para pilot perusahaan penerbangan manapun di seluruh dunia diimbau untuk super hati-hati saat memasuki wilayah Rusia yang dahulu bernama Uni Soviet karena negara ini masih rawan konflik.
Baca Juga : Berita Kesehatan : 30% Siswa SD Di Jakarta Berkacamata Minus, Ternyata Ini Penyebabnya
Dahulu saat masih bersatu dalam Uni Soviet dan paham komunis masih kental, malahan tidak semua maskapai penerbangan diizinkan melintasi negaranya.
Menurut data IATA, angka kecelakaan di Rusia sebanyak 0,24 per 1 juta penerbangan.
Korban konflik wilayah di Rusia yang masih hangat jadi pembicaran adalah pesawat yang melintasi negara ini adalah Malaysia Airlines MH17. Maskapai tersebut jatuh ditembak rudal jarak jauh saat memasuki wilayah udara Ukraina pada 17 Juli 2014.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Gerakan Global Mengurangi Garam, Penduduk Cina Paling Banyak Mengonsumsi Makanan Asin
Sampai sekarang tidak ada pihak yang mengaku bertanggungjawab terhadap pesawat Boeing 777-200ER yang naas tersebut.
Baik Rusia maupun Ukraina mengklaim bahwa rudal tersebut bukan berasal dari milik mereka. Seluruh penumpang berjumlah 285 orang dan 15 kru tewas menjadi korban.
3. Saudia Arabia / Masjidil Haram
Hasan Al-Ghamidi, pilot berkebangsaan Arab Saudi yang juga pemerhati urusan penerbangan sipil menjelaskan dalam rekaman video yang diunggah jejaring sosial Facebook.
Al- Ghamidi menjelaskan bahwa larangan terbang di atas Masjid Al-Haram bukan karena adanya gelombang magnet yang terpancar dari Ka’bah, ataupun adanya ruangan hampa di atas kiblat umat Islam.
Baca Juga : Studi: Peluang Hidup Pasien Jantung Wanita Lebih Tinggi Bila Ditangani Dokter Wanita!
Melainkan untuk melindungi keselamatan dan kenyamanan para jamaah umrah dan haji.
Selain itu, karena karena posisi kota Makkah yang berada di wilayah pegunungan, dimana jika pesawat melintas menyebabkan efek suara yang ditimbulkan mesin pesawat dapat memantul dan menimbulkan efek buruk bagi para jamaah umrah dan haji.
4. Inggris
Wilayah Buckingham Palace di London, Inggris juga dilarang dilintasi pesawat. Alasannya, karena bangunan itu sangat penting bagi warga London.
Baca Juga : Diet Kepalan Tangan, Fenomena Diet Baru yang Bikin Cepat Langsing
Selain Buckingham Palace, Kastil Windsor, Downing Street dan Gedung Parlemen juga dilarang dilintasi karena alasan keamanan.
5. Amerika Serikat
Wilayah di AS yang dilarang dilintasi pesawat adalah Merrit Island. Pesawat dilarang melintasi wilayah ini sejauh 5000 kaki di atasnya.
Baca Juga : TBC Lebih Mematikan Dibanding Malaria dan HIV, Kata Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek
Merrit Island merupakan markas Kennedy Space Center milik NASA, sebuah badan angkasa luar milik Amerika Serikat.
Peluncuran roket dan percobaan sering terjadi tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Dikhawatirkan, hal ini bisa mengancam penerbangan sipil yang terbang melintas di dekatnya. (*)
Source | : | The Daily Mail,merdeka.com,CNCB |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR