Nakita.id – Denada Tambunan kini harus banyak bersabar dan berjuang keras mendampingi anaknya.
Anak semata wayang Denada yang bernama Shakira Aurum didiagnosa menderita kanker darah atau leukemia.
Gadis kecil yang masih berusia 5 tahun tersebut harus menjalani pengobatan intensif untuk menyembuhkan penyakitnya di suatu rumah sakit di Singapura sejak 6 bulan lalu.
Beberapa kali Denada menceritakan awal mula anaknya divonis terserang leukemia di acara televisi.
Musibah yang menimpa Denada saat ini bisa menjadi pelajaran dan pengetahuan baru untuk semua Moms.
Baca Juga : Mudah! Begini Cara Titi Kamal Membuat Si Kecil Lahap Makan Sayur
Denada sering menceritakan gejala-gejala awal Shakira terserang leukemia yang membuatnya sangat curiga.
Salah satunya Denada melihat banyak lebam di sekujur tubuh Shakira yang tidak biasanya terjadi.
Dalam acara talkshow Good Friends Inews TV, Denada pun kembali menceritakan kecurigaan awalnya tentang kondisi kesehatan Shakira.
Ia menjelaskan banyak lebam di tubuh anaknya, mulai dari kaki, tangan hingga punggung.
Tak lama kemudian putri kecilnya itu demam tinggi dan semakin membuat Denada curiga ada sesuatu yang tidak beres dengan Shakira.
Seperti yang sudah diketahui lebam adalah salah satu gejala leukemia yang sangat jelas terlihat.
Tapi, lebam pada beberapa bagian tubuh juga sering kali diartikan seseorang sedang kelelahan.
"Setelah sekian hari biru-biru di badannya itu bertambah. Jadi pada saat itu insting ibuku, instingku sebagai seorang ibu, naluriku sebagai ibu langsung bilang ini ada yang nggak beres," jelasnya.
Setelah menaruh kecurigaan terhadap kondisi Shakira, Denada lalu memutuskan untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke dokter dan ternyata hasilnya Shakira mengalami leukemia.
Kini, Shakira sedang berjuang menjalani serangkaian perawatan intensif dari paramedis untuk kesembuhannya.
Namun, ada hal lain yang sangat penting diberikan untuk pasien penderita kanker selain perawatan medis, yaitu dukungan.
Baca Juga : Jadi Ajang Reuni di Resepsi Melody Eks JKT 48, Ini Penampilan Para Idol Grup Angkatannya
Pentingnya tim dukungan untuk penderita kanker
Ketika seseorang baru saja didiagnosis mengidap kanker, kemungkinan ia masih terguncang.
Kebanyakan orang yang baru didiagnosis menderita kanker bergulat dengan masalah-masalah yang mendalam, seperti ketakutan akan kematian atau kekhawatiran akan hal-hal sepele seperti ‘bagaimana pekerjaanku atau pendidikanku apabila berada di rumah sakit?’
Menghadapi segala ketakutan dan kekhawatiran sendiri seolah menggarami luka psikologis bagi penderita kanker.
Pasien pengidap kanker membutuhkan dukungan orang-orang tersayang, seperti keluarga, sahabat, pasangan, anak-anak, termasuk dukungan dari paramedik.
Namun, dikutip dari webmd.com, pasien penderita kanker sangat membutuhkan support dari para tim khusus yang memberikan dukungan kepada pasien kanker.
Apa itu tim dukungan kanker?
Tim dukungan kanker adalah tim psikolog klinis dan pekerja sosial. Tim memberikan dukungan psikologis dan sosial untuk mengatasi rasa paranoid pasien akan rasa kambuh, efek pengobatan kemoterapi, dan masih banyak lagi.
“Perawatan kanker yang baik selalu membutuhkan banyak orang,” kata Jan C. Buckner, MD, ketua onkologi medis di Mayo Clinic di Rochester, Minn.
Tentu saja, Moms mungkin bertanya-tanya bagaimana sistem ini bekerja?
Mengobati kanker sering membutuhkan lebih dari satu perawatan, bukan hanya kemoterapi misalnya, tetapi juga pembedahan atau radiasi. Ini berarti pasien penderita kanker membutuhkan lebih dari satu dokter.
Namun perawatan medis yang baik lebih dari sekadar mengobati kanker itu sendiri.
Kanker dapat mempengaruhi setiap aspek kehidupan seseorang, meliputi suasana hati, diet, dan keharmonisan keluarga.
Jadi pasien penderita kanker mungkin membutuhkan perawat, ahli diet, ahli terapi, dan ahli lain pada tim dukungan kanker.
Orang yang mungkin tidak pernah ditemui selama menjalani pengobatan kanker seperti ahli patologi dan ahli anestesi juga bisa membantu menjadi tim dukungan kanker saat bekerja di belakang layar.
Memiliki semua ahli di tim pendukung kanker seorang pasien sangat berharga.
Baca Juga : Salah Satu Orang Kesayangan Inul Daratista Meninggal, Ucapan Terakhirnya: 'Maafkan Aku Nyak'
"Setiap anggota tim masing-masing dapat membawa perspektif yang berbeda untuk diagnosis dan pengobatan. Dengan lebih banyak orang di tim Anda, Anda mendapatkan lebih banyak opsi,” kata Terri Ades, MS, APRN-BC, AOCN, direktur informasi kanker di American Cancer Society di Atlanta.
Hal pertama yang perlu dilakukan untuk membentuk tim dukungan kanker adalah mendapat dokter yang membuat pasien merasa nyaman dan dapat dipercaya.
"Bagian penting dari memilih dokter adalah menemukan seseorang yang dapat Anda percaya dan dengan siapa Anda dapat berkomunikasi. Jika Anda merasa dokter bisa menjelaskan dengan jelas dan memahami kebutuhan Anda, itu adalah pertanda baik. Untungnya, ada banyak dokter yang luar biasa dalam pengobatan kanker, "kata Burstein.
Dalam banyak kasus, ahli onkologi akan bekerja sama dengan perawat onkologi atau praktisi perawat.
Penderita kanker perlu menemukan perawat yang membuatnya merasa nyaman selama menjalani perawatan.
"Dokter sering sangat fokus pada memberikan perawatan dengan tingkat akurasi teknis yang tinggi. Sering kali, perawat yang mengetahui pasien dengan baik akan memiliki wawasan tambahan tentang bagaimana pasien melakukan dari sudut pandang yang lebih luas. Itulah mengapa sangat penting untuk memiliki tim penyedia yang efektif: dokter, perawat, staf administrasi. Semua bekerja sama dalam perawatan Anda, "kata Burstein.
Ades mengatakan bahwa bagi banyak orang, duo ahli onkologi dan perawat membentuk inti dari tim dukungan kanker.
Mereka harus memandu pasien melalui perawatan. Pastikan pasien tahu tahu siapa mereka.
"Ketika mereka didiagnosis mengidap kanker, kebanyakan pasien melihat begitu banyak ahli namun hanya sebentar sehingga beberapa bahkan tidak tahu siapa dokter mereka.
Itu masalah. Jika Anda memiliki keraguan, tanyakan saja. Ini mungkin tampak seperti pertanyaan konyol, tetapi Anda harus tahu siapa yang mengoordinasi perawatan Anda dan siapa yang harus dihubungi dengan pertanyaan,” kata Buckner.
Pengakuan seorang yang sembuh dari kanker berkat dukungan yang kuat
Ungkapan kanker bisa disembuhkan bukan hanya isapan jempol semata, Moms.
Seorang mantan penderita kanker bernama Djap Kie Nam membagikan kisahnya di acara Living your Best Life with Cancer yang diadakan oleh Parkway Cancer Center (PCC) di Jakarta tahun lalu.
Dikutip dari Kompas.com, tidak akan ada yang mengira bahwa pria berusia 69 tahun ini pernah didiagnosis dengan kanker serius.
Pada acara tersebut, Djap Kie Nam berbagi ilmu seputar penanganan kanker.
Dia mengatakan, bahwa publik harus mengerti bahwa pasien kanker punya banyak fase dalam perjalanannya.
Dari saat mereka diberitahu bahwa mereka mengidap kanker, akan ada banyak hal yang berubah dalam hidupnya.
“Hal pertama yang dia pikirkan adalah ‘Apakah aku akan mati?’, karena bagi banyak orang, diagnosis kanker sama dengan kematian,” ujarnya.
Ya, mungkin itulah yang dipikirkan oleh Djap yang dijuluki oleh Dr Ang sebagai “contoh hidup dari seseorang yang telah melawan kanker”.
Namun, dia memilih untuk tidak panik dengan dukungan dari keluarganya yang sangat kuat.
Menurut Dr Ang, dukungan keluarga dan teman adalah yang paling penting untuk pasien kanker, disusul dengan tim dokter dan rumah sakit yang cocok.
Baca Juga : Anak Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo Tampil Menyanyi, Suaranya Saingi Sang Ibu!
“Saya sudah melihat sendiri, pasien yang punya dukungan keluarga, teman, atau kelompok agama yang kuat lebih baik daripada pasien dengan keluarga yang sering bertengkar,” katanya.
Nah, bagaimana memilih dokter yang baik? Suyono berkata bahwa hal tersebut tergantung dari kecocokan, dan Dr Ang sependapat dengannya.
Dia juga menambahkan bahwa kejujuran sangat penting dari seorang dokter yang menangani pasien kanker.
Bila pasien memang tidak dapat disembuhkan, maka dokter harus berfokus untuk mempertahankan kualitas hidupnya dan mengontrol penyakitnya.
“Pasien punya pilihan untuk percaya atau tidak. Jika pasien percaya, dia meletakkan perawatannya di tangan dokter dan dokter akan melakukan yang terbaik untuknya. Namun, dia juga bisa mencari dokter lain. Jadi, yang paling penting adalah, apakah ada kepercayaan dalam interaksi,” kata Dr Ang.
Dr Ang mengaku telah memberikan pilihan kepada Djap untuk perawatan kankernya sambil memberikan dukungan yang kuat untuk psikologisnya.
“Ada banyak cara menangani pasien. Kalau aku sangat sederhana. Seandainya pasien ini adalah saudara atau ayah saya, bagaimana cara terbaik supaya dia tetap hidup. ‘Sebagai dokter, karena aku bukan Tuhan, inilah yang terbaik untuk Anda,” ujar Dr Ang.
Ternyata, hasilnya sangat baik. Setelah tiga kali kemoterapi, kanker Djap mulai tidak terlihat, dan setelah kemoterapi ke empat, Djap sehat hingga sekarang.
Dr Ang menuturkan, Anda mungkin tanya, kok bisa Djap hidup, tapi pasien lain dengan perawatan yang sama (malah) mati?
Ada tiga faktor yang menentukan hidup dan mati: komponen medis atau dokter, komponen pasien, dan komponen Tuhan.
Untuk komponen pertama, pertanyaannya adalah apa kemajuan sains dalam menangani penyakit ini, dan apakah dokter telah menggunakan dosis dan perawatan yang tepat?
Komponen kedua adalah pasien dan dukungan keluarganya.
“Pasiennya sendiri harus memiliki mental yang kuat. ‘Saya tidak mau mati. Saya akan terus melawan dan terus hidup. Saya sebenarnya tidak nafsu makan, tapi akan saya paksa karena saya mau sembuh. Meskipun saya lelah, saya terus latihan supaya sembuh.’,” jelas Dr Ang.
Lalu, bagaimana bila seseorang tidak seberuntung Djap dan tidak memiliki dukungan keluarga yang kuat?
Maka seseorang tersebut bisa mencari layanan seperti CanHope dari PCC yang menyediakan konseling dan mengadakan aktivitas bersama support group, serta memberikan saran terkait asupan nutrisi, rehabilitasi, dan edukasi terkait penyakit kanker.
Mencegah pertumbuhan leukemia menggunakan bahan alami
Moms, kanker memang merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.
Baca Juga : Ardi Bakrie Unggah Video Gadis Ring Kena Senggol dan Tonjok, Begini Respons Nia Ramadhani
Banyak penderita kanker merasa putus asa setelah didiagnosis menderita penyakit tersebut.
Apabila ada orang terdekat Moms didiagnosis kanker, sebaiknya beri dukungan penuh, membentuk tim dukungan kanker kalau perlu, dan berusaha mensupport untuk rutin melakukan pengobatan.
Moms, ternyata ada beberapa bahan alami yang bisa mencegah pertumbuhan kanker darah atau leukemia lo.
Dikutip dari livestrong.com dan canceractive.com, berikut ulasannya:
1. Ginseng Merah Korea
Ginseng merah korea disebut-sebut sebagai obat herbal yang bermanfaat untuk mengobati dan mencegah pertumbuhan leukimia.
Sebuah studi yang diterbitkan pada 2008 Journal of Ethnopharmacology mengungkapkan bahwa ramuan ginseng ini bisa menghambat aktivitas telomerase dan menyebabkan apoptosis pada sel leukimia manusia.
Dua hal tersebut dapat menghambat perkembangan sel kanker, terutama bagi penderita leukimia.
2. Kunyit
Kunyit merupakan kelompok umbi-umbian yang bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Kunyit juga bisa mengurangi rasa sakit akibat gejala penyakit leukimia.
The University of Maryland Medical Center meunjukkan bahwa mengonsumsi kunyit 300mg sebanyak tiga kali sehari dapat mengurangi rasa sakit akibat Leukimia.
3. Daun zaitun
Daun zaitun yang memiliki nama lain olea europaea juga efektif mencegah pertumbuhan kanker.
Peneliti dari UMMC mengatakan bahwa mengonsumsi ekstrak daun zaitun sebanyak 250-500 mg satu atau tiga kali sehari dapat memberikan efek anti-kanker dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Meningkatnya kekebalan tubuh dapat memungkinkan tubuh mampu melawan infeksi atau gejala leukimia lainnya.
4. Milk Thistle
Milk thistle merupakan ramuan yang berasal dari daerah Mediterania.
Ramuan ini umumnya digunakan untuk penyakit hati dan membantu mengurangi pertumbuhan kanker tertentu, termasuk leukimia.
Menurut National Center for Complementary and Alternative Medicine, ramuan ini juga sedang dipelajari untuk manfaatnya pada pasien dengan leukemia dan kerusakan terkait kemoterapi pada hati.
5. Sweet Wormwood
Ramuan ini berasal dari negeri Cina yang mengandung anti-mikroba, anti-ragi, dan anti-candida.
Sifat anti-ragi pada tanaman tersebut dipercaya bisa mengobati leukimia.
Itulah dia Moms sederet tanaman herbal yang disebut-sebut bisa mencegah pertumbuhan sel kanker.
Source | : | Instagram,WebMD,Livestrong,nakita,cancer |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR