Nakita.id - Menjaga kehamilan agar tetap sehat, tak cukup hanya dengan rutin kontrol ke bidan ataupun dokter kandungan.
Meskipun dokter sudah "mengintipnya" lewat pemeriksaan USG, ataupun memantau denyut jantung janin dengan doppler dan kardiotokografi (CTG), di luar itu selama 24 jam ibu pun wajib memantau kehamilannya sampai tiba waktu bersalin.
Lalu bagaimana caranya memantau perkembangan janin dari waktu ke waktu? Tanpa USG atau doppler?
Baca Juga : Janin Tidak Bergerak? Ini yang Perlu Diketahui Tentang Gerakan Janin dalam Kandungan
Tak perlu bingung. Menurut dr. HM. Iqbal Noerdin Sp.OG, ada upaya yang bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan biaya ataupun mendalami ilmu kebidanan dan kandungan terlebih dulu.
Ibu bisa melakukannya sendiri di rumah, di kantor, maupun dalam perjalanan.
Yang dimaksud ginekolog dari RS Persahabatan ini tak lain adalah memantau gerak janin.
Ini amat penting dilakukan untuk mengetahui keberadaan bayi, apakah normal atau tidak, sehat atau tidak, hidupkah atau mengalami hal-hal yang tidak diinginkan?
Untuk bisa memantau gerakan janin, ibu memang harus sedikit bersabar.
Baca Juga : Pantau Gerakan Janin, Ini yang Perlu Dilakukan Bila Terasa Kurang Aktif
Apalagi jika kehamilan tersebut merupakan kehamilan pertama karena gerakan janin umumnya baru bisa dirasakan pada usia kehamilan sekitar 18 minggu.
Sedangkan untuk anak kedua dan seterusnya bisa dideteksi lebih dini, semisal pada usia kehamilan 16 minggu.
Mengapa bisa begitu? Tak lain karena saat mengandung anak kedua, biasanya kepekaan ibu sudah semakin tajam berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, gerakan janin pun akan semakin terasa.
Baca Juga : Moms Wajib Tahu, Ini Berbagai Gerakan Janin yang Tidak Normal
Hal ini sejalan dengan terbentuknya plasenta dan ari-ari secara sempurna sehingga aliran darah dari ibu ke janin pun berjalan baik, dan otomatis gerakan janin pun makin lama jadi semakin sering dan bisa dirasakan ibu.
Mengenai gerakan ini, Iqbal memberi gambaran bahwa gerakan janin pertama kali dirasakan di usia kehamilan muda dengan gerakan yang relatif sangat sedikit dan jarang.
Semakin tua usia kehamilan, gerakan janin pun jadi semakin sering dan kuat.
Namun, intensitasnya akan mengalami penu-runan di usia kehamilan akhir 8 bulan menjelang persalinan hingga akhirnya sampai pada suatu titik dimana gerakan ini justru sedemikian tidak sehat buat si bayi.
Baca Juga : Penyebab Kurangnya Gerakan Janin di Trimester Akhir.
Pada saat inilah secara alamiah tubuh ibu akan mengeluarkannya melalui persalinan.
Kendati di trimester pertama wajar tidak terasa gerakan janin, detak jantung janin harus terdengar.
Dengan menggunakan doppler, detak jantung normal di trimester pertama adalah antara 120-160 denyut per menit.
Kalau kurang dari 100 atau di atas 180 denyut per menit dikatakan buruk dan berbahaya, sehingga harus segera ditangani dan ditelusuri penyebabnya sekaligus dicarikan solusinya.
Contohnya, jika disebabkan adanya kontraksi, dokter akan berusaha menghilangkan kontraksi tersebut dengan obat-obatan.
Baca Juga : Berita Kesehatan Akurat: Anak Terlalu Banyak Mimum Susu Berisiko Idap Penyakit Ini!
Langkah ini penting karena kontraksi yang belum waktunya akan mengganggu aliran oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin.
Sekalipun begitu, pesan Iqbal, tidak ada salahnya melakukan pemantauan gerak janin di usia kehamilan muda.
Dengan cara ini perhatian ibu terhadap janinnya akan tetap tercurah dan tidak hilang begitu saja tertindih kesibukan sehari-hari.
Upaya ini juga diperlukan untuk mengetahui kondisi bayi. Contohnya ketika ibu usai bekerja berat atau sehabis terjatuh dan gerakannya relatif menurun dibanding hari-hari sebelumnya.
Jika demikian halnya, segera lapor ke dokter guna dilakukan pengecekan lebih lanjut.
Tentu saja jangan lupa untuk senantiasa berdoa supaya tidak terjadi apa-apa dengan si kecil.
Baca Juga : Berita Kesehatan Akurat: Apa Sih Junk Food Itu? Ini Penjelasan Dokter!
BERAPA GERAKAN PER HARI?
Mengutip penelitian yang pernah dilakukan di RSUPN Cipto Mangunkusumo, sepanjang trimester 3 normalnya ibu akan merasakan 10x gerakan sepanjang 24 jam di luar tidur.
Artinya, kalau gerakannya kurang dari 10x atau malah kurang dari 6x dalam 24 jam di luar tidur, janin dalam keadaan tidak sejahtera untuk tetap tinggal dalam rahim ibunya.
Akan tetapi kalau di trimester pertama, terlebih anak pertama, ibu hamil sama sekali tidak merasakan gerakan janin selama 24 jam di luar tidur, menurut Iqbal ya tidak apa-apa.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Amankah Terlalu Banyak Pakai Skincare?
Itu bukan pertanda si janin mengalami masalah, melainkan semata-mata karena belum sempurnanya pembentukan janin, sehingga gerakannya belum bisa dirasakan oleh sang ibu.
Pada usia kehamilan di bawah 32 minggu, sekalipun bisa, pemantauan gerak janin biasanya menjadi sesuatu yang dilematis bagi ibu maupun dokter yang menanganinya.
Kalau positif gerakannya kurang dari 10 kali, apalagi kurang dari 6 kali dalam 24 jam di luar tidur, dikhawatirkan janin sudah tidak nyaman di dalam rahim tetapi amat riskan bila harus segera dilahirkan.
Bayi di usia yang masih amat muda dikhawatirkan tidak mampu menghadapi dunia luar.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Patah Hati Bisa Menjadi Komplikasi Mematikan, Gejalanya Mirip Serangan Jantung!
Katakanlah, dokter mengeluarkan bayi di usia kehamilan 28 minggu dengan BB 1.000 gram, tentunya tindakan ini terlalu berani karena mengundang risiko yang besar.
Yang perlu diingat, mampu atau tidaknya bayi hidup di luar rahim amat tergantung pada kematangan organ paru-parunya. Itulah mengapa, kata Iqbal, di usia kehamilan 32 minggu ke bawah sangat jarang ibu hamil dianjurkan melakukan pemantauan gerak janin demi menilai kondisinya.
Juga, guna melakukan penyelamatan bila diperlukan. Lain soal jika pemantauan gerak janin di usia ini sekadar untuk mengetahui apakah ia masih hidup atau tidak.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: 8 Aktivitas yang Kerap Dipertanyakan Ibu Hamil, Boleh atau Tidak Dilakukan?
CARA MENGGITUNG GERAKAN JANIN
Sebetulnya, tukas Iqbal, tak ada trik khusus untuk memantau gerakan janin selama 24 jam di luar tidur.
Semisal ibu harus dalam posisi tertentu atau melakukan gerakan tertentu.
Pertimbangannya, setiap waktu janin senatiasa terus bergerak. Masalahnya, apakah ibu bisa merasakan gerak janinnya atau tidak.
Memang bisa saja adakalanya ibu tidak bisa merasakan gerakan janinnya sekalipun si kecil aktif bergerak.
Kalau ini yang terjadi, saran Iqbal, coba cermati apakah ibu sedang dalam kondisi stres atau malah kurang perhatian karena tak mengharapkan bayinya?
Bila benar tak dilanda stres tetapi gerakan bayi tetap tidak terasa, cobalah saat itu juga hentikan semua kegiatan.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Inilah Sumber Gizi dan Takaran Makanan Ibu Hamil
Selanjutnya usahakan untuk bersikap relaks. Caranya, tenangkan pikiran dan pusatkan perhatian pada kandungan.
Sebisa mungkin ajaklah si kecil ngobrol. "Insya Allah, gerakan bayi akan terasa kembali seperti hari-hari sebelumnya. Jika tidak terasa juga, jangan malah panik. Hubungi saja dokter yang selama ini menjadi tempat berkonsultasi dan mintalah kesediaan suami untuk mengantarkan Ibu ke tempat praktik dokter." Tukas Iqbal.
Gerakan-gerakan janin yang bisa dipantau boleh gerakan apa saja, seperti menendang, meliuk, memutar, dan memukul.
Yang terpenting adalah cara menghitung gerakannya, terlebih karena acapkali penghitungan ini dilakukan dengan cara yang salah.
Yang dimaksud dengan 10x gerakan dalam 24 jam di luar tidur bukanlah jumlah gerakan secara berturut-turut sampai 10 kali.
Lebih rinci Iqbal menjelaskannya sebagai berikut.
Misalnya, jam 05.00 janin melakukan gerakan menendang. Sekalipun terasa tendangannya mencapai 10 kali, rentetan gerakan itu tetap dihitung satu kali.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Aktivitas Fisik Tak Membuat Ibu Hamil Keguguran, Ini Faktanya
Bila setelah itu tidak ada gerakan lagi dan baru terasa gerakan memutar pada jam 07.00, ya gerakan inilah yang diperhitungkan sebagai gerakan kedua.
Bila pada pukul 09.00 bayi terasa membentur-benturkan kepalanya ke dinding rahim hingga 10 kali gerakan, maka itulah yang dihitung sebagai gerakan ketiga.
Begitu seterusnya selama 24 jam penuh di luar tidur. Jadi, bukan akumulasi satu gerakan yang dihitung, tetapi gerakan setelah jeda dengan gerakan sebelumnya.
Perlu diketahui, gerakan-gerakan yang bisa dirasakan ibu hamil adalah gerakan besar janin.
Dengan kata lain ada begitu banyak gerakan kecil yang tidak dirasakan ibu. Tapi dengan bantuan kardiotokografi (CTG), 10 kali gerakan bisa terdeteksi lebih detail dari waktu ke waktu dalam bentuk kardiotokogram.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Semakin Banyak Anak Terkena Hipertensi, Kebiasaan Ini Penyebabnya!
Kalau di usia kehamilan 32 minggu ke atas bayi tidak terasa bergerak, jangan pernah memaksanya untuk bergerak kuat hanya agar ibu bisa merasakannya.
Menurut Iqbal, penghitungan gerak janin disebut sahih jika terjadi secara alamiah.
Kendati begitu, boleh-boleh saja melakukan pancingan dengan cara mengguncang-guncang bagian perut ibu yang kira-kira ditempati kepala si bayi.
Atau kelitiki pusar ibu untuk membangunkan si sleeping baby.
Namun Iqbal menyarankan agar ibu waspada jika janin hobi tidur dan baru mau bergerak setelah dipancing saja, "Lekas beri tahu dokter dan segera periksakan diri karena ditakutkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, semisal bayi lemas. Yang pasti, tidak ada sleeping baby yang normal."
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Ini Cara Merawat Jantung Anak Agar Tetap Sehat Menurut Dokter!
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR