Nakita.id - Alzheimer merupakan bentuk demensia atau kepikunan yang menghilangkan kemampuan berpikir seseorang, yang mana salah satu tandanya bisa dilihat dari mata.
Para ilmuwan percaya bahwa alzheimer disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, gaya hidup dan lingkungan yang memengaruhi otak dari waktu ke waktu.
Menurut penelitian terbaru menyebutkan, pembuluh darah kecil di bagian belakang mata dapat mengungkapkan perkembangan penyakit alzheimer.
Serta, daya penglihatan mata pun dipercaya dapat mendeteksi alzheimer sebelum penyakit tersebut benar-benar datang pada seseorang.
Baca Juga : Cegah Alzheimer atau Parkinson dengan Rutin Minum Secangkir Kopi
Dua penelitian baru yang dilaporkan oleh American Academy of Ophthalmology mengungkapkan bahwa jenis penangkapan yang dikenal sebagai optical coherence tomography angiography (OCTA) dapat menemukan tanda-tanda alzheimer.
Para profesional medis biasanya mendeteksi tanda-tanda alzheimer di pembuluh darah kecil yang berada di bagian mata.
Dilansir dari laman Reader's Digest, seorang dokter mata Ygal Rotenstreich, MD, di Goldschleger Eye Institute di Pusat Medis Sheba di Israel, mengatakan jika kita melihat tanda alzheimer di mata, maka kemungkinannya penyakit tersebut dapat dicegah.
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan tes yang akurat dan murah yang dapat mendeteksi alzheimer sebelum penyakit tersebut terlalu parah," ungkapnya.
Baca Juga : Demi Kurangi Angka Kematian, Pelayanan Pengobatan Kanker Paru di Indonesia Semakin Baik
Pada penelitian yang dilakukan di Duke University, setidaknya terdapat beberapa terobosan terbaru dalam penelitian alzheimer.
Dalam studi pertama, para peneliti menggunakan OCTA untuk mempelajari retina pasien alzheimer dan kemudian membandingkannya dengan orang-orang yang memiliki gangguan kognitif ringan dan orang sehat.
Teorinya adalah pembuluh darah di bagian belakang mata dapat mencerminkan perubahan yang terjadi di dalam otak.
Para peneliti menemukan bahwa anggota kelompok alzheimer kehilangan pembuluh darah retina kecil di bagian belakang mata, dan mereka juga menemukan bahwa lapisan spesifik retina lebih tipis.
Baca Juga : Manfaat Meditasi: Kontrol Nafsu Makan Hingga Cegah Kepikunan
Kemudian, dalam penelitian Dr. Rotenstreich, peneliti melakukan OCTA dan scan otak pada lebih dari 400 orang relawan yang memiliki riwayat keluarga alzheimer, tapi relawan tersebut belum menunjukkan gejala alzheimer.
Mereka membandingkan gambar dengan orang-orang dari tidak memiliki riwayat penyakit alzheimer dalam keluarga.
Seperti dalam studi pertama, Dr. Rotenstreich juga menemukan bahwa lapisan dalam retina lebih tipis pada orang dengan riwayat alzheimer.
Studi ini juga mencatat bahwa hippocampus, area otak yang pertama kali terkena alzheimer sudah mulai menyusut.
Baca Juga : Kanker Paru Penyebab Kematian Tertinggi Akibat Kanker di Dunia, Kenali Faktor Penyebabnya
Namun, para peneliti masih mencari cara yang efektif untuk mengelola alzheimer, karena pengobatan medis yang ada sekarang hanya dapat bekerja baik ketika alzheimer masih berada pada tahap awal.
"Kami perlu intervensi pengobatan lebih cepat. Pasien-pasien ini berisiko sangat tinggi," kata Dr. Rotenstreich.
Source | : | Reader's Digest |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR