Nakita.id - OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder, ialah istilah medis untuk mengatakan bahwa sesuatu di dalam tubuh tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
"Obsesif" membuat trik di pikiran untuk menciptakan kekhawatiran tampak lebih besar dan daripada yang sebenarnya.
"Kompulsif" adalah kata medis yang digunakan untuk menggambarkan ritual yang harus dilakukan untuk memperbaiki kekhawatiran.
Apa penyebab OCD?
Baca Juga : 8 Kebiasaan Pemicu Hilangnya Kesuburan Pria dan Wanita, Jangan Lagi Lakukan!
OCD terjadi karena masalah dalam sistem pesan otak. Masalah tersebut menciptakan perasaan khawatir.
Masalah tersebut juga menyebabkan perasaan kuat harus melakukan ritual untuk membuat semuanya aman.
Para ilmuwan belum tahu apa yang menyebabkan masalah ini terjadi.
Ada banyak faktor risiko untuk gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Faktor risiko adalah sesuatu yang meningkatkan kesempatan seseorang untuk akhirnya mengembangkan penyakit tertentu.
Baca Juga : Kualitas Sperma Banyak dan Sempurna, Konsumsi Makanan Ini Sebelum Konsepsi!
Meskipun tidak ada yang tahu apa yang menyebabkan OCD, tetapi ada faktor risiko, di bawah ini.
Tapi perlu diingat, hanya karena Moms atau Si Kecil mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan OCD bukan berarti akan melakukannya.
Sebaliknya, orang dapat mengembangkan OCD tanpa memiliki atau banyak faktor risiko.
Faktor-Faktor risiko yang mungkin dimiliki
- Genetika
Sekitar 50 persen risiko untuk mengembangkan OCD ditentukan oleh gen.
Dengan demikian, memiliki anggota keluarga dengan OCD merupakan faktor risiko.
Baca Juga : 7 Tips Makan untuk Penderita Gastroesophageal Reflux (GERD)
Semakin dekat orang-orang ini dengan keluarga dekat Moms, semakin besar risikonya — terutama jika OCD mereka dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja.
Penting untuk diingat, bagaimanapun, bahwa keluarga dapat membentuk perilaku dengan cara selain melalui gen.
Misalnya, mungkin mengembangkan hal tersebut belajar mekanisme mengatasi masalah yang tidak sehat selama situasi stres dengan mengamati orang tua.
- Jenis Kelamin
Jenis kelamin sebagai faktor risiko untuk mengembangkan OCD bervariasi sesuai usia.
Laki-laki berisiko lebih besar untuk mengembangkan OCD masa kanak-kanak.
Namun, setelah terjadinya pubertas, risiko pengembangan OCD untuk laki-laki dan perempuan hampir sama.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Inilah Bahayanya Wanita Hamil yang Menjadi Perokok Pasif!
Perlu dicatat bahwa baik laki-laki dan perempuan dapat menunjukkan gejala yang berbeda.
Laki-laki lebih cenderung mengeluhkan obsesi yang terkait dengan seksualitas, ketepatan, dan simetri.
Sedangkan perempuan lebih cenderung mengeluh tentang obsesi dan kompulsi yang terkait dengan pencemaran dan pembersihan.
- Struktur Otak
Meskipun hubungannya tidak jelas, tampaknya ada hubungan antara gejala OCD dan ketidakteraturan tertentu di otak.
Penelitian sedang dilakukan untuk menemukan lebih banyak tentang topik ini.
- Kepribadian
Karakteristik kepribadian tertentu dapat berkontribusi pada kerentanan untuk mengembangkan OCD.
Misalnya, orang yang mendapat skor tinggi pada pengukuran neurotisisme mungkin berisiko lebih besar.
Baca Juga : Moms Harus Tahu, Kenali Dua Jenis Gangguan Bipolar yang Sering Terjadi
- Status Sosial Ekonomi
Status sosioekonomi yang lebih rendah merupakan faktor risiko lain untuk mengembangkan OCD.
Tetapi tidak jelas apakah ini merupakan penyebab atau konsekuensi dari gejala OCD - semua yang diketahui adalah bahwa ada hubungan antara keduanya.
Faktor risiko yang berada diluar kendali kita
- Usia
Remaja akhir tampaknya menjadi waktu ketika orang berada pada risiko terbesar untuk mengembangkan OCD.
Begitu memasuki masa dewasa awal, risiko terkena OCD menurun seiring bertambahnya usia.
Baca Juga : Informasi Kehamilan Sehat Bulan 5 : Hidrosefalus Bisa Dideteksi Sejak Hamil
- Momen dalam kehidupan
Kejadian kehidupan yang menegangkan, terutama yang bersifat traumatis dan terjadi sejak awal kehidupan, merupakan faktor risiko utama untuk mengembangkan OCD.
Misalnya, telah disiksa secara fisik atau seksual akan jatuh ke dalam kategori ini.
- Penyakit Mental
Memiliki bentuk lain penyakit mental, terutama gangguan kecemasan lain, merupakan faktor risiko.
Hubungan ini sangat kompleks, namun, karena, pada beberapa orang, OCD dapat menjadi faktor risiko untuk penyakit mental lainnya.
Faktor risiko yang dapat diubah
- Penggunaan Narkoba
Penggunaan narkoba dapat menciptakan kerentanan untuk mengembangkan OCD dengan menyebabkan perubahan neurotransmitter di otak.
Hal ini juga secara tidak langsung dapat menyebabkan OCD dengan menciptakan stres tambahan melalui konflik dengan orangtua, kesulitan mempertahankan pekerjaan, dan masalah dengan hukum.
Mentkmun
Baca Juga : Minum Air Mentimun Setiap Hari, 9 Khasiat Ini Akan Dirasakan Tubuh!
- Status Perkawinan
Tidak menikah tampaknya menjadi faktor risiko.
Apakah ini penyebab langsung OCD atau tidak memang masih tidak jelas, karena belum menikah mungkin hanya merupakan akibat dari gejala OCD yang menghalangi pembentukan hubungan.
Di sisi lain, perkawinan dapat menyangga orang terhadap stres, sehingga mengurangi kemungkinan mengembangkan OCD.
Baca Juga : Sering Begadang dan Kurang Tidur, Penyebab Kualitas Sperma Menurun!
- Status Pekerjaan
Faktor risiko lain adalah pengangguran. Namun, sama halnya dengan tidak menikah, pengangguran dapat menjadi penyebab dan konsekuensi dari gejala OCD.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | verywell.com |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR