Nakita.id - Pada 2017 lalu, beredar sebuah kisah viral mengenai seorang bocah yang mengalami usus buntu akibat makan seblak.
Kisah tersebut dibagikan oleh Desy Puspita Yulida melalui akun Facebooknya dengan judul: Bahaya Makan Seblak dari Kerupuk Mentah yang Direndam tapi Tetap Kenyal.
Desy menceritakan putri kecilnya, Salma, mengalami radang usus buntu akibat kesukaannya makan seblak.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Kesalahpahaman Penyebab Radang Usus Buntu Pada Anak
Awalnya, sepulang sekolah Salma mengalami sakit perut.
Setelah beberapa saat, perut Salma tidak bisa digerakkan sama sekali seperti kram usus.
Desy lantas membawa Salma ke RS Immanuel Kopo Bandung.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali 8 Ciri-Ciri Bayi Sudah Masuk Panggul
Saat diperiksa oleh dokter Instalasi Gawat Darurat, Salma mengalami muntah-muntah dan diare.
"Lalu diadakan pemeriksaan cek darah dan rontgen. Hasilnya asam lambung naik, leukosit sel darah putihnya 14.000 lebih," tulis Desy.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Bebagai Penyebab Gigi Anak Belum Tumbuh
Baca Juga : Berita Kesehatan: Hamil Muda Keluar Darah, Berbahaya? Ini Penjelasannya
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kisah Viara, Penyintas Gangguan Ginjal dan Lupus, Berjualan Demi Hilangkan Rasa Sakit
Keesokan harinya usai cek darah dan rontgen, dokter spesialis bedah anak menjelaskan bahwa terjadi pembengkakan pada usus dan terjadi usus buntu.
Dokter berpesan apabila setelah pulang dari rumah sakit Salma masih merasa sakit perut, maka harus puasa selama enam jam dan segera dioperasi.
"Kalau tidak, ususnya akan pecah. Kalau ususnya sudah pecah, akan mengganggu rahim dan efek ke depannya tidak bisa punya anak. Naudzubillah (tiga emoji sedih), penjelasan dokter sungguh sangat bikin dada sesak," lanjut Desy mengisahkan.
Kemudian, Desy juga bercerita bahwa dokter bertanya tentang kesukaan Salma makan seblak. Salma sendiri yang mengiyakan.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Posisi Tidur Ibu Hamil Yang Aman dan Nyaman
Menurut Desy, dokter yang menangani Salma mengaku sudah mengoperasi usus buntu ratusan orang dalam setahun ini karena makan seblak.
Desy pun kembali bertanya kepada dokter, mengapa anaknya bisa terkena usus buntu padahal tidak terlalu suka makan makanan pedas.
"Usus buntu yang ibu alami bukan karena cabainya. Tetapi karena kerupuk mentah kalau disimpan dalam air tapi tidak hancur, malah jadi kenyal. Kebayang enggak Bu, akan bagaimana? Begitu pun dalam usus kita. Kerupuk itu tidak akan hancur," kata Desy.
Melalui unggahannya, Desy berpesan kepada ibu-ibu yang memiliki anak-anak penyuka makanan seblak, agar tidak terjadi infeksi usus. Dia juga mengajak untuk menghindari usus buntu daripada mengobati.
Lantas, benarkah usus buntu dapat disebabkan akibat seblak?
Baca Juga : Berita HOAX Kesehatan: Tanggapan Dokter Reisa Tentang Memotong Bulu Mata Bayi Agar Lentik
Menanggapi kasus Desy, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Hardinsyah mengatakan tak masuk akal.
"Pertama, kok enggak masuk akal, dalam arti makanan itu masuk ke lambung kita itu dicerna dan dihancurkan. Kemudian masuk ke usus sudah partikel kecil, kecuali kalau dia batu atau biji jambu yang keras," kata Hardinsyah dihubungi Kompas.com, Selasa (10/10).
Menurut Hardinsyah, kerupuk seblak yang berasal dari tapioka (aci) tentu sangat bisa diproses dalam lambung.
"Daging saja ada yang lebih kenyal, seperti kikil, bisa diproses. Karena ada enzim-enzim di dalam lambung kita. Ada enzim untuk mencerna protein, lemak, karbohidrat," katanya.
"Kalau mungkin ada endapan sebelumnya, harusnya dokter bisa menjelaskan," jelas Hardinsyah.
Hardinsyah memberi contoh, endapan itu berasal dari sambal yang cabainya tidak ditumbuk sampai halus sehingga ada biji cabai yang mengendap dan menginfeksi usus.
Meski begitu, perlu diperhatikan pula kebiasaan anak dalam mengonsumsi makanan dan minuman.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kisah Perjuangan Persalinan Winda Viska, Urin Sudah Berwarna Merah Akibat Preeklamsia
"Kita enggak tahu juga kan, mungkin ini puncaknya saja. Proses terjadi dulu-dulu, (tapi) belum terasa benar. Kita kan enggak tahu kebiasaan makan si anak. Harus didalami, entah ada bahan-bahan berbahaya yang termakan," ujar Hardinsyah.
Perlu dipahami radang usus buntu pada anak disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi perut hingga menyebar ke usus buntu dan menyebabkan penyumbatan.
Radang usus buntu pada anak juga bisa disebabkan oleh pengerasan tinja atau pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak di usus.
Jadi meskipun makanan pedas dan biji-bijian kecil dapat menyebabkan penyumbatan di usus buntu, tetapi hal ini bukanlah penyebab utama terjadinya radang usus buntu.
Baca Juga : Riset Buktikan 90% Manusia Tidak Tahu Dirinya Mengalami Gangguan Fatal Ini
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Jangan Anggap Remeh Tipes Pada Anak! Kenali Gejala dan Risiko Komplikasinya
Umumnya gejala-gejala radang usus buntu dapat dilihat dari:
- Nyeri tiba-tiba yang di sekitar pusar
- Nyeri tiba-tiba yang dimulai di sisi kanan perut bagian bawah
- Nyeri yang memburuk ketikabatuk, berjalan atau bergerak
- Mual dan muntah
- Kehilangan selera makan
- Demam ringan hingga tinggi
- Sembelit atau diare
- Perut kembung dan bengkak
Radang usus buntu pada anak ialah suatu kondisi yang darurat dan harus segera ditangani.
Oleh karena itu, bila anak mengalami beberapa gejala-gejala tersebut sebaiknya segera lakukan pemeriksaan pada tenaga medis.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | Kompas.com,Facebook,Mayo Clinic,kids health |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR