Stop Dari Sekarang, Ini Dia Alasan Mengapa Tak Seharusnya Biarkan Anak Bermain Ponsel Sebelum Tidur

By Amallia Putri, Selasa, 7 Desember 2021 | 19:18 WIB
Ini dia alasan mengapa anak tak boleh bermain ponsel sebelum tidur (Freepik)

Nakita.id - Apakah anak-anak mendapatkan tidur yang cukup di rumah?

Di usianya, anak-anak membutuhkan istirahat yang cukup.

Dengan istirahat yang cukup pertumbuhan dan perkembangan anak bisa berjalan dengan maksimal.

Tentu Moms senang jika anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa anak dengan waktu tidur yang cukup tak hanya memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang baik secara fisik.

Perkembangan emosional, kognitif, dan perilakunya juga cenderung lebih baik.

Namun, kali ini Moms perlu memerhatikan kebiasaan anak sebelum tidur.

Sebab, ada beberapa kebiasaan yang sebaiknya tak dilakukan sebelum tidur.

Baca Juga: Warga Se-Indonesia Terkecoh! Ternyata Kebiasaan yang Sering Dilakukan Sebagian Orang Sebelum Tidur Ini Bisa Berdampak Buruk, Berani Coba?

Tahukah, Moms bahwa ternyata bermain ponsel sebelum tidur tak dianjurkan untuk dilakukan?

Selama ini, bahkan Moms cenderung masih sering menggunakan ponsel sebelum tidur.

Baik itu untuk keperluan pekerjaan atau sekadar hanya mencari hiburan saja.

Ternyata, kebiasaan ini dilakukan oleh sebagian besar penduduk dunia, lo, Moms.

Melansir dari NCBI, sebuah penelitian diberlakukan kepada sekelompok orang, dan hasilnya sebanyak 92,4 persen partisipan mengaku memiliki kebiasaan menggunakan ponsel sebelum tidur.

Bahkan, di Amerika Serikat 4 dari 10 penduduknya memiliki kebiasaan menggunakan ponsel sebelum tidur.

Sebagian besar di antaranya adalah mereka yang berusia remaja 13 tahun ke atas.

Sebenarnya, apa, sih, yang membahayakan dari bermain ponsel sebelum tidur?

Wajib Moms ketahui, bermain ponsel sebelum tidur hanya akan membuat anak kesulitan untuk tidur.

Bagaimana bisa?

Hal ini disebabkan karena cahaya biru dari ponsel.

Layar ponsel akan mengeluarkan cahaya biru yang memengaruhi siklus tidur kita.

Apabila cahaya biru ini dipancarkan dan mengenai mata, otomatis akan memengaruhi siklus tidur dan produksi hormon di tubuh kita.

Cahaya biru ini memiliki efek alertness atau kewaspadaan pada diri kita.

Sehingga apabila kita terpapar cahaya tersebut menjadi tidak mudah tidur.

Baca Juga: Manfaat Minum Air Hangat Sebelum Tidur, Ternyata Bisa Berikan Perubahan Positif Ini pada Tubuh

Hormon melatonin adalah senyawa dalam tubuh kita yang mengatur kapan kita harus merasa mengantuk sehingga tidur.

Pancaran cahaya biru akan mengganggu produksi hormon melatonin ini.

Sehingga nantinya jika hormon melatonin terhambat karena cahaya biru ini, orang menjadi sulit untuk tidur.

Siklus tidur kita menjadi terganggu karenanya.

Sebenarnya, hampir semua macam cahaya membuat kita menjadi susah untuk tidur.

Hanya saja pancaran cahaya biru memberikan dampak yang paling besar terhadap siklus tidur.

Melansir dari Sleep Foundation, hal ini hanya akan membuat siklus tidur anak menjadi terganggu.

Anak menjadi lebih mudah lelah jika kurang tidur

Siklus tidur anak yang terganggu apabila dibiarkan terus menerus akan menyebabkan beberapa masalah kesehatan, lo, Moms.

Apa saja?

Berikut adalah risiko kesehatan yang akan dialami anak jika siklus tidurnya terganggu:

1. Mudah lelah

Anak akan menjadi mudah lelah karena tidak memiliki kualitas tidur yang baik.

Waktu tidur yang dibutuhkannya menjadi berkurang karena terlalu sering menatap layar ponsel.

Akibatnya, performa di sekolah bisa jadi terganggu karena ini.

2. Kesehatan mental terganggu

Menurut ahli psikologi, Lynelle Schneeberg, PsyD dari Yale Medical School, Amerika Serikat, anak yang kurang tidur berpotensi mengalami gangguan kesehatan mental.

Biasanya, anak menjadi lebih mudah merasa cemas di kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Tidur Pakai Perhiasan Ternyata Bisa Picu Masalah Kesehatan, Ketahui 5 Efek Samping Lainnya Selain Bisa Bikin Kulit Iritasi

Melansir dari Verywell Mind, anak usia 9 hingga 16 tahun yang memiliki gangguan tidur lebih mudah untuk terkena gangguan kecemasan.

Bahkan, sebuah penelitian menunjukkan anak usia 6 hingga 17 tahun mengalami hiperaktif karena kurang tidur.

Anak juga lebih mudah untuk tersulut emosinya, bahkan hingga depresi.

Kondisi stres juga menjadi akibat anak yang kurang tidur.

3. Sulit untuk fokus

Melansir dari WebMD, anak yang mengalami kekurangan tidur juga kesulitan untuk berpikir jernih dan fokus.

Jika ini terus-terusan terjadi, anak akan menjadi seseorang yang kurang perhatian di dalam kelas.

Jika sudah terjadi seperti ini, Moms wajib tahu caranya untuk menghilangkan kebiasaan anak memegang ponselnya.

Lalu, apa saja yang bisa dilakukan oleh Moms jika mengetahui anak memiliki kebiasaan bermain ponsel?

Moms tak perlu khawatir, sebab ada beberapa cara yang bisa Moms terapkan di rumah untuk anak.

1. Beri batasan waktu untuk anak bermain ponsel

Bermain ponsel boleh-boleh saja, Moms.

Namun, sebaiknya sebelum tidur anak sudah meletakkan ponselnya.

Setidaknya, ponsel tersebut sudah dimatikan 30 menit hingga 1 jam sebelum anak tidur.

Setelah itu, letakkan di meja kamar agar tak membuat anak terdistraksi.

Atau jika di meja kamar masih juga membuat anak terdistraksi, minta anak untuk meletakkan ponsel di ruangan yang lainnya.

2. Beri contoh pada anak

Sebagai orangtua, kita akan selalu jadi teladan bagi anak.

Baca Juga: Mulai Sekarang Biasakan Makan 2 Butir Cengkih dan Air Hangat Sebelum Tidur, Ternyata Ini Sederet Manfaatnya untuk Kesehatan Tubuh

Apapun yang kita lakukan, anak cenderung akan menirunya.

Salah satu yang perlu menjadi contoh adalah penggunaan ponsel sebelum tidur.

Sebaiknya Moms juga berikan contoh untuk anak bahwa Moms juga tidur tanpa menggunakan ponsel.

Dengan begitu, anak akan lebih mudah untuk melepaskan ponselnya.

Itulah, Moms yang perlu diketahui dari menggunakan ponsel sebelum tidur.

Tidak sebaiknya anak menggunakan ponsel sebelum tidur karena pancaran cahaya birunya akan mengganggu siklus tidurnya.

Anak dengan siklus tidur yang terganggu akan lebih mudah lelah dan mengalami gangguan kesehatan mental.