Ngobrol Baik Bareng ABC Kembali Diadakan, Bahas Aturan dan Keamanan Produk Pangan Olahan di Indonesia

By Shannon Leonette, Rabu, 9 Agustus 2023 | 10:29 WIB
(Dok. Press Release)

Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi menerangkan, tahapan pengembangan standar atau regulasi pangan perlu dilakukan secara sistematis.

Dimulai dengan mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang ada, kemudian selanjutnya menetapkan tujuan yang ingin dicapai.

"Berbagai alternatif kebijakan kemudian dikembangkan dan dinilai cost-benefit-nya untuk mencari solusi terbaik. Langkah terakhir melibatkan pemilihan kebijakan yang diikuti dengan penyusunan strategi implementasinya," kata Prof. Purwiyatno.

"Dengan pendekatan ini, standar atau regulasi pangan yang dihasilkan akan efektif (mencapai tujuan yang diinginkan) dan efisien (memerlukan biaya total terendah untuk semua anggota masyarakat)," lanjut Prof. Purwiyatno yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Vice Chair of CODEX Alimentarius Commission (2017-2021).

Pada dasarnya, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia paling utama dan menjadi produk yang diperdagangkan di seluruh dunia.

Karena alasan itu, maka WHO dan FAO sejak tahun 1963 telah mendirikan Codex Alimentarius Commission, lembaga yang diberi mandat untuk mengembangan standar pangan internasional.

Adapun, standar pangan internasional ini dikembangkan dengan dua tujuan.

(i) memberikan perlindungan konsumen

(ii) memfasilitas praktik adil perdagangan pangan global

Standar pangan sendiri disusun berdasarkan pada pendekatan analisis risiko dan bukti ilmiah yang kuat, yang melibatkan tinjauan menyeluruh dari semua informasi yang relevan, agar standar dapat menjamin keamanan dan mutu pangan.

Pendekatan Analisis Risiko terdiri dari Kajian Risiko, Manajemen Risiko, dan Komunikasi Risiko.

Baca Juga: Rayakan Hari Ibu, Kecap ABC Cetak Rekor MURI Mengajak 1.000 Suami Memasak untuk Sang Istri