Ngobrol Baik Bareng ABC Kembali Diadakan, Bahas Aturan dan Keamanan Produk Pangan Olahan di Indonesia

By Shannon Leonette, Rabu, 9 Agustus 2023 | 10:29 WIB
(Dok. Press Release)

Nakita.id - Sebagai bagian dari peran serta aktif untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan publik terhadap keamanan produk pangan olahan di Indonesia, PT Heinz ABC Indonesia (ABC) kembali mengadakan acara "Ngobrol Baik Bareng ABC" bersama sejumlah media.

Acara "Ngobrol Baik Bareng ABC" ini merupakan kali kedua, yang diadakan Selasa (8/8/2023).

Dikemas dengan santai, "Ngobrol Baik Bareng ABC" kali ini mengangkat topik 'Mengenal Proses Pembentukan Peraturan Produk Pangan Olahan di Indonesia'.

Topik ini akan membahas secara mendalam seputar proses serta tahapan dari terbentuknya aturan produk pangan olahan di Indonesia.

Termasuk, mengupas apa saja yang menjadi faktor dasar pembentukannya, baik dari sisi hukum, kaidah ilmiah, ekonomi, sosial, hingga keterlibatan multi-stakeholder di dalamnya.

Sesi sharing sekaligus edukasi ini menghadirkan sejumlah narasumber ternama.

Diantaranya: Direktur Standardisasi Pangan Olahan BPOM RI, Anisyah, S.Si, Apt., MP; Pusat Pelayanan Konsultasi Anggota Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Tetty H. Sihombing; Pakar sekaligus Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi; dan Snr. Manager Quality Regulatory Affairs and Compliance, Kraft Heinz Indonesia & Papua New Guinea, Putri A. Cahyaningrum.

Dalam sambutannya, Mira Buanawati menyampaikan bahwa "Ngobrol Baik Bareng ABC" ini diadakan secara berkala bersama dengan rekan-rekan media.

Tujuannya untuk semakin mengenal dan mendapatkan pemahaman mendalam seputar perkembangan industri makanan, langsung dari para narasumber yang kompeten dan kredibel.

"Kami secara khusus berterima kasih kepada BPOM RI serta semua pembicara yang turut berbagi pengetahuan dalam sesi kali ini," kata Mira yang juga menjabat sebagai General Counsel, Head of Corporate & Regulatory Affairs Kraft Heinz Indonesia & Papua New Guinea.

"Sebagai produsen produk pangan olahan di Indonesia, PT Heinz ABC Indonesia tidak hanya berkomitmen untuk menghadirkan produk yang aman dan berkualitas," ujarnya.

Baca Juga: Luncurkan Inovasi Terbaru Sarden ABC Siap Goreng Bumbu Serundeng, Kaya Manfaat bagi Kesehatan Tubuh

"Namun, juga ikut mengambil bagian dalam tanggung jawab terhadap penyebaran informasi yang benar, agar memastikan para konsumen semakin teredukasi, hingga pada akhirnya, secara bersama-sama kita semua dapat meningkatkan kepercayaan terhadap produk-produk pangan olahan di Indonesia, termasuk produk ABC," sambungnya.

Menurut Anisyah, S.Si, Apt., MP, setiap pembentukan aturan produk pangan olahan menerapkan Good Regulatory Practices melalui rangkaian proses yang sistematis, transparan, dan akuntabel, dengan mempertimbangkan kajian berbasis risiko/evidence based dan regulasi Internasional.

Selain itu, setiap pembentukan aturan juga melibatkan pemangku kepentingan Pentahelix yakni akademisi, pelaku usaha, pemerintah, masyarakat dan media melalui proses konsultasi publik.

Acara

"Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki, dimana pemenuhannya merupakan bagian dari HAM yang dijamin dalam UUD 1945, sebagai dasar mewujudkan SDM yang berkualitas," tegas Anisyah.

"Karenanya, BPOM RI sebagai otoritas pengawas keamanan pangan olahan di Indonesia akan selalu memastikan setiap tahapan.

Mulai dari perencanaan, penyusunan, hingga penetapannya, diselenggarakan secara benar," lanjutnya lagi dengan tegas.

Sementara itu, Tetty H. Sihombing menyampaikan bahwa saat ini, kesadaran konsumen terhadap keamanan, mutu, dan manfaat pangan semakin meningkat.

Ditambah dengan pesatnya perkembangan teknologi pangan, yang menghadirkan banyak inovasi produk makanan baru di tengah-tengah masyarakat.

"Salah satu tantangan nyata, khususnya di era digital saat ini adalah, setiap orang dapat mencari dan berbagi informasi tanpa batas, termasuk dalam menilai keamanan, mutu dan manfaat pangan dari produk yang dikonsumsinya," jelas Tetty.

"Setiap konsumen berhak mendapatkan informasi yang tepat, dari sumber yang kredibel, karenanya diperlukan upaya bersama untuk terus mendorong edukasi dan penyebaran informasi secara terintegrasi," lanjutnya.

Baca Juga: Kenalkan Bahaya Alergi Makanan dan Pemicunya, ABC Adakan Sesi Talkshow Mengundang Ahli Gizi Ternama

Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi menerangkan, tahapan pengembangan standar atau regulasi pangan perlu dilakukan secara sistematis.

Dimulai dengan mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang ada, kemudian selanjutnya menetapkan tujuan yang ingin dicapai.

"Berbagai alternatif kebijakan kemudian dikembangkan dan dinilai cost-benefit-nya untuk mencari solusi terbaik. Langkah terakhir melibatkan pemilihan kebijakan yang diikuti dengan penyusunan strategi implementasinya," kata Prof. Purwiyatno.

"Dengan pendekatan ini, standar atau regulasi pangan yang dihasilkan akan efektif (mencapai tujuan yang diinginkan) dan efisien (memerlukan biaya total terendah untuk semua anggota masyarakat)," lanjut Prof. Purwiyatno yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Vice Chair of CODEX Alimentarius Commission (2017-2021).

Pada dasarnya, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia paling utama dan menjadi produk yang diperdagangkan di seluruh dunia.

Karena alasan itu, maka WHO dan FAO sejak tahun 1963 telah mendirikan Codex Alimentarius Commission, lembaga yang diberi mandat untuk mengembangan standar pangan internasional.

Adapun, standar pangan internasional ini dikembangkan dengan dua tujuan.

(i) memberikan perlindungan konsumen

(ii) memfasilitas praktik adil perdagangan pangan global

Standar pangan sendiri disusun berdasarkan pada pendekatan analisis risiko dan bukti ilmiah yang kuat, yang melibatkan tinjauan menyeluruh dari semua informasi yang relevan, agar standar dapat menjamin keamanan dan mutu pangan.

Pendekatan Analisis Risiko terdiri dari Kajian Risiko, Manajemen Risiko, dan Komunikasi Risiko.

Baca Juga: Rayakan Hari Ibu, Kecap ABC Cetak Rekor MURI Mengajak 1.000 Suami Memasak untuk Sang Istri

Bukti dan dasar ilmiah dalam pengembangan standar pangan akan menghasilkan apa yang disebut sebagai kajian risiko.

Hasil kajian risiko yang sifatnya ilmiah ini nantinya akan menjadi referensi bagi para pembuat keputusan untuk mengambil kebijakan manajemen risiko.

Salah duanya adalah menyusun dan menetapkan standar dan regulasi peraturan pangan.

Di sinilah peran serta para pakar pangan, baik secara individu maupun kolektif menjadi bagian penting di dalam rangkaian proses pengembangan standar dan regulasi pangan.

PT Heinz ABC Indonesia, sebagai bagian dari The Kraft Heinz Company, salah satu produsen makanan global terbesar di dunia, terus berkomitmen untuk menghadirkan produk-produk terbaik yang aman dan berkualitas bagi seluruh masyarakat.

Yaitu, dengan mematuhi seluruh peraturan yang berlaku.

Mewakili GAPMMI, Tetty H. Sihombing sangat mengapresiasi langkah PT Heinz ABC Indonesia dalam menyelenggarakan acara "Ngobrol Baik Bareng ABC" sebagai sebagai wadah informasi dalam mengedukasi publik.

Dirinya bahkan berharap kegiatan seperti ini dapat membantu masyarakat memahami dan semakin yakin akan produk-produk makanan minuman yang mereka konsumsi.

Sehingga, lanjut Tetty, pada akhirnya ikut mendorong pertumbuhan industri makanan minuman di Indonesia.

"Kami berharap edukasi melalui acara 'Ngobrol Baik Bareng ABC' hari ini dapat menjadi kolaborasi baik bagi upaya kita bersama, baik pemerintah, produsen, pakar, hingga media masa.

Untuk meningkatkan pemahaman serta kepercayaan masyarakat dan konsumen terhadap peraturan produk pangan olahan di Indonesia, hingga pada akhirnya akan semakain membantu mereka dalam menentukan produk makanan minuman yang terbaik,"  tutup Putri A. Cahyaningrum.

Baca Juga: Luncurkan Logo 'Pilihan Lebih Sehat', Ini Makna yant Tertera dalam Setiap di Kemasan Pangan