Volunteer, Garda Terdepan Suksesnya Asian Games 2018, Dari Tak Dibayar Hingga Banjir Omelan

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Selasa, 4 September 2018 | 18:31 WIB
sebagian kecil volunteer Asian Games 2018 (instagram.com/jushuarandy_4004)

Pelatihan dan pembekalan mereka berlangsung mulai 26 hingga 30 Juli 2018 di Palembang dan Bandung.

Sebanyak 13.000 volunteer kemudian dibagi berdasarkan berbagai departemen dan telah mendapat ID card volunteer yang bisa jadi kartu sakti.

Sakti? Ya!

Mereka bisa mengakses transjakarta secara gratis hanya dengan menunjukkan ID card mereka.

Gunanya agar perjalanan mereka dari asrama ke tempat bertugas lebih mudah dan juga praktis.

Mereka bahkan diutamakan.

BACA JUGA: Tatjana Saphira Beri Motivasi Untuk Anak Muda yang Ingin Jadi Relawan

Volunteer mendapat berbagai fasilitas menarik saat mereka bertugas.

Selain makan enak dan juga bisa naik transjakarta secara gratis, mereka tetap mendapat peralatan bekerja yang keren.

Baju, celana, tas, jaket, rompi bahkan sepatu keren yang remaja seusianya di luar sana tak punya.

Atau mereka di luar sana bisa punya, tetapi harus mengeluarkan biaya, sementara mereka gratis!

Tetapi status ‘keren’ dalam ajang Asian Games 2018 tidaklah menjadi hal yang utama yang mereka incar.

“Cerita sukanya, aku punya temen-temen banyak banget. Kemudian baik-baik kalau misalnya sholat nanti gentian sama yang lain. Jadi saling mendukung,” ungkap Rina Nur Hasanah, volunteer ticketing, satu di antara 13.000 volunteer perwakilan Bandung.

Meski merasa senang dan bahagia karena bertemu banyak orang yang menyenangkan, serupa dengan kehidupan di dunia ini bahwa tak semua orang memiliki kepribadian yang baik dan menyenangkan.

Ada beberapa orang yang memiliki watak menyebalkan, amarah dan emosional.

Hal ini pasti diakui banyak orang, terlebih bila orang-orang seperti itu sedang berada dalam kondisi lelah dan terdesak.