Volunteer, Garda Terdepan Suksesnya Asian Games 2018, Dari Tak Dibayar Hingga Banjir Omelan

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Selasa, 4 September 2018 | 18:31 WIB
sebagian kecil volunteer Asian Games 2018 (instagram.com/jushuarandy_4004)

“Dibentak-bentak orang, karena dia ngotot pengen masuk lewat pintu akreditasi,” ujar Rina menceritakan nasib kurang beruntungnya bila bertemu penonton atau orang yang wataknya bisa dibilang menyebalkan atau bahkan nyolot.

Ya, tapi itulah risiko mereka, sebagai pelayan masyarakat di Asian Games 2018.

Tak heran bila mereka sempat menangis bahkan ingin menyerah karena kuar biasa memang melayani banyak kepala hanya dengan satu mulut, satu kepala, satu hati bahkan satu otak yang belum tentu bisa diajak berpikir jernih.

“Sampai pernah saya nangis karena enggak kuat mentalnya,” tambah Rina sembari mengingat masa sulit itu.

Hal ini tentu nantinya jadi pelajaran berharga bagi mental Rina juga bagi kehidupan Rina mendatang saat ia melayani orang-orang atau masyarakat di luar sana.

Selain Rina, kebahagiaan juga diungkapkan Muhammad Robbi Fadillah.

Ia juga salah satu pemuda beruntung yang berhasil lolos berbagai tahap dan jadi volunteer Asian Games 2018.

BACA JUGA: Inul Daratista Mengaku Bukan Artis Saat Kumpul dengan Orang-orang Ini

“Bisa berfoto bersama atlet golf. Walaupun enggak tahu siapa haha, yang penting atlet,” ucapnya terlihat bahagia.

Tentu teman-teman Robbi yang sedang kuliah atau di kampus tak mendapat pengalaman bahagia ini, bukan?

Terlebih ia akan jauh lebih beruntung ketika atlet tersebut berkelas dan disegani di bidang olahraganya. Bahagianya!

Robbi dan Rina, volunteer Asian Games 2018

Tak jauh berbeda dengan Rina, Robbi juga berkali-kali dibentak oleh pengunjung.

“Enggak enaknya itu pernah dibentak-bentak pengunjung yang mau masuk lewat pintu akreditas. Padahal sebelumnya sudah dijelaskan dengan baik,” katanya sembari mengingat betapa sedihnya ia saat itu.

Bahkan, ada juga yang dengan tega berusaha membohongi volunteer dengan cara membuat ID card palsu.

Hal ini dialami sendiri oleh volunteer bernama Christy Lavenia Tarigan.

Ia menangkap basah penonton yang masuk dengan ID card palsu.