Hasil studi para ilmuwan dari University of Arizona ditemukan fakta insomnia dikaitkan dengan 58% peningkatan pada risiko kematian.
Tak hanya itu, berdasarkan studi tersebut, persistent insomnia juga amat terkait dengan tingkat yang lebih tinggi pada risiko mengalami peradangan dalam darah yang lekat dengan penyakit jantung, diabetes, obesitas, kanker, demensia, hingga depresi.
Para peneliti AS juga menganalisis data yang berasal dari hasil studi pernapasan.
Studi ini telah berjalan cukup lama dilakukan di Tucson Epidemiological Study of Airway Obstructive Disease, dimulai sejak 1972 dan telah meneliti para partisipan selama beberapa dekade.
BACA JUGA: Agar Anak Cerdas di Era Digital, Yuk Kenali Metode Belajar STEAM
Para ilmuwan ini menemukan, tak seperti masalah susah tidur ringan yang kerap terbangun sebentar-sebentar di malam hari.
Insomnia bisa sebabkan kematian bila sudah kronis dan berlangsung sedikitnya selama enam tahun.
Para ilmuwan juga menemukan, insomnia yang parah ini dikaitkan dengan tingkat risiko yang lebih besar untuk mengalami peradangan dalam darah (diukur dengan biomarker dalam darah yang disebut protein C-reaktif).
Pada penelitian sebelumnya bahkan ditemukan kesimpulan yang telah menyebutkan insomnia bisa sebabkan kematian.
BACA JUGA: Hampir Terlupakan, Permainan Tradisional Punya Manfaat Tak Disangka
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR