Akan tetapi, mekanisme yang mendasari mengapa itu bisa terjadi, masih belum ditampilkan secara jelas Moms.
"Adanya pemahaman yang disempurnakan terkait insomnia kronis atau parah dan berlangsung lama berhubungan dengan kematian, akan menginformasikan pengobatan bagi populasi yang berisiko," tutur Dr Sairam Parthasarathy, penulis utama dari studi di Tucson.
Sairam juga mengatakan pendapatnya mengenai alasan insomnia bisa sebabkan kematian.
BACA JUGA: Jangan Minum Air Putih Sebelum Tidur, Ini Dampaknya yang Tak Disadari
"Kami menemukan, partisipan yang menderita insomnia, persisten berada di tingkat risiko tinggi mengalami kematian akibat menderita penyakit jantung dan paru-paru. Terlepas dari kondisi independen efek hipnotik, kesempatan untuk tidur (yang dibedakan dari kurang tidur), jenis kelamin, usia, dan faktor lain yang memengaruhiya," tuturnya.
Sementara itu, penulis senior dari studi tersebut, Dr Stefano Guerra, mengatakan ada tingkat yang lebih tinggi dan kenaikan tajam atas risiko tersebut.
"Peneliti masih harus mengeksplorasi lebih jauh, apakah insomnia kronis dan terus menerus dapat menyebabkan kematian," kata Guerra.
Penelitian lebih lanjut, dapat membantu memprediksi hasil yang lebih signifikan pada pasien yang memiliki masalah insomnia, terutama kondisi kronis.
Kesimpulan awal hasil penelitian sejumlah ilmuwan AS ini telah dipublikasikan secara online dalam American Journal of Medicine.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR