Nakita.id – Moms merasakan tiba-tiba ada yang menendang-nendang di dalam perut?
Tentu bahagianya ya bisa merasakan janin bergerak di sebelah kanan dan kiri.
Setelahnya Moms bisa berkomunikasi dengan Si Kecil di dalam perut dengan mengajaknya berbicara.
Baca juga: Janin Terlalu Banyak Bergerak Akan Menjadi Anak Aktif, Benarkah?
Selain rasa bahagia, terselip tanda tanya, sebenarnya bagaimana sih, gerakan janin yang normal?
Apakah janin hanya bergerak di sebelah kanan dan kiri saja?
Banyak yang mengatakan bahwa janin yang bergerak sebelah kanan adalah tanda bahwa Moms sedang mengandung anak laki-laki.
Baca Juga: Tanda Janin Bergerak: Ini Usia Kehamilan Si Kecil Mulai Bergerak
Namun faktanya, belum ada penelitian yang menunjukkan atau membuktikan hal ini.
Jenis kelamin janin tentunya tidak hanya berdasarkan dari gerakan saja.
Perlu ada pemeriksaan dengan USG untuk mengetahui jenis kelamin secara lebih akurat.
Baca juga: Lakukan Ini Ketika Janin Bergerak di dalam Kandungan
Lalu mengapa terkadang janin hanya bergerak di sebelah kanan dan kiri saja?
Moms perlu memahami bahwa janin bisa saja mengalami perubahan posisi terlebih pada saat akhir kehamilan.
Pertumbuhan janin yang semakin pesat membuatnya jadi lebih banyak bergerak sehingga Ibu semakin intens merasakan gerakannya.
Baca Juga: 6 Manfaat Kacang Kenari Bila Dikonsumsi Ibu Hamil, Salah Satunya Untuk Perkembangan Otak Janin
Selama kehamilan, janin bisa saja mengalami berbagai perubahan posisi antara lain:
1. Anterior
Pada posisi ini janin tertunduk dengan wajah menghadap ke belakang.
Baca Juga: Jangan Lupa! Lakukan Ini Ketika Janin Bergerak di dalam Kandungan
Dagu janin terselip di antara dada dan kepala siap memasuki panggul.
Bagian kepala bisa menekan serviks sehingga menjadi cara memperlancar persalinan.
Posisi ini biasanya terjadi saat usia kehamilan menginjak usia 33 sampai 36 minggu.
2. Posterior
Janin dalam posisi menghadap ke bawah tetapi wajah berada di perut.
Pada tahap pertama persalinan, sekitar 10% janin berada di posisi ini.
Sebagian besar janin akan spontan mengganti posisi ke arah yang benar sebelum melahirkan.
Baca juga: Ini Rasanya Saat Janin Bergerak Pertama Kali
3. Sungsang
Posisi ini membuat bokong atau kaki bayi berada di bagian bawah rahim.
Bayi sungsang bisa lahir melalui vagina meski berisiko mengalami cacat lahir atau masalah setelah melahirkan.
Posisi ini juga meningkatkan risiko terlilitnya tali pusat.
Baca Juga: Khawatir Janin Tak Aktif Bergerak, Perlukah Menghitung Frekuensi Tendangan Si Kecil dalam Sehari?
4. Melintang
Meski posisi ini jarang terjadi, posisi melintang sangat berbahaya untuk persalinan dan biasanya dokter akan memutuskan proses melahirkan secara sesar.
Tak hanya melihat atau merasakan sebelah mana gerakan janin akan terasa, ada baiknya Moms mengenali gerakan janin yang tidak normal.
Sebab, gerakan janin adalah salah satu tolak ukur untuk mengenali masalah pada janin.
Misalnya tidak ada pergerakan seaktif biasanya, artinya Moms perlu waspada sebab mungkin terjadi masalah pada janin.
Baca Juga: Kelebihan USG 4 Dimensi, Berikut Manfaatnya dari Deteksi Kelainan Janin hingga Buat Film Bayi
Selain itu, saat usia kandungan mulai memasuki 32 minggu, Moms dianjurkan memantau gerakan janin dan posisinya guna memantau kesejahteraan janin.
Terlebih bila sejak awal, Moms mengalami kehamilan tergolong berisiko tinggi.
Komplikasi kehamilan tersebut di antaranya janin kecil (IUGR/Intra Urine GrowthRetardation), ibu menderita komplikasi, semisal preeklamsia, atau kehamilan lewat waktu.
Caranya dengan menghitung jumlah gerakan janin.
Sebagai patokan, selama kurun waktu 12 jam setidaknya harus terasa lebih dari 10 kali gerakan.
Dengan asumsi, janin normal rata-rata akan bergerak 3-4x dalam 1 jam.
Gerakan-gerakannya seperti menendang, meliuk, memutar, memukul, dan lainnya.
Namun jangan sampai salah menghitung.
Dalam satu waktu jika janin melakukan gerakan berulang-ulang dan terus menerus, gerakan itu tetap dihitung satu kali gerakan bukan 2, 3, dan seterusnya.
Misal, pukul 07.00 muncul rentetan gerakan menendang sebanyak 10 kali, gerakan itu dihitung satu kali.
Jika pukul 08.00 muncul gerakan memutar, gerakan ini baru dibilang gerakan kedua.
Baca Juga: Kerap Dinilai Timbulkan Risiko pada Janin, Apakah Mencoba USG 4 Dimensi Dianjurkan?
Lakukan penghitungan setiap 5-6 jam atau 3 kali sehari, pagi, siang, dan malam setiap setelah makan.
Pasalnya sehabis makan, kebutuhan glukosa ibu terpenuhi sehingga otak jadi aktif, akibatnya janin pun akan aktif.
Upayakan serelaks mungkin dengan posisi berbaring ke kiri agar rahim tak menekan pembuluh darah besar yang berada di belakang rahim.
Tempelkan tangan di perut dan rasakan gerakan janin sambil menghitungnya, kemudian catatlah.
Cukup 10 gerakan per hari.
Bila janin tak bergerak, coba rangsang dengan menepuk-nepuk lembut perut sambil mengajaknya bicara.
Bila tetap tak ada respons atau malah gerakan janin kelewat aktif, segera periksakan ke dokter.
Begitu pun bila gerakannya kurang dari 10 dalam sehari, apalagi kurang dari 6 kali.
Baca Juga: Khawatir Janin Tak Aktif Bergerak, Perlukah Menghitung Frekuensi Tendangan Si Kecil dalam Sehari?
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR