Nakita.id - Setiap tanggal 17 November diperingati sebagai Hari Prematur Sedunia.
Di seluruh dunia, setidaknya anak 15 juta anak yang lahir secara prematur setiap tahunnya.
Indonesia sendiri menempati peringkat ke-5 anak kelahiran prematur tertinggi di dunia, dengan angka kejadian 15,5%.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Putri Najwa Shihab Lahir Prematur Meninggal, Ini Komplikasi Bayi Prematur
Anak yang lahir secara prematur ialah anak yang lahir di usia kehamilan kehamilan (gestasi) kurang dari 37 minggu.
Dokter anak konsultan neonatalogi RS Cipto Mangunkusumo, dr. Putri Maharani Tristanita Marsubrin, Sp.A (K) menjelaskan anak yang lahir secara prematur berisiko memiliki kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian khusus.
Sebab anak yang lahir prematur berisiko memiliki masalah pernafasan, jantung, otak, infeksi, hipertensi, diabetes, dan sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Posisi Tidur Ibu Hamil Yang Aman dan Nyaman
Penyebab spesifik kelahiran prematur belum dapat dipastikan secara pasti.
Namun ada faktor-faktor risiko yang diketahui dapat memperbesar risiko penyebab kelahiran prematur, yaitu:
- Pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya
- Kehamilan dengan bayi kembar, kembar tiga atau kelipatan lainnya
- Interval kurang dari enam bulan antara kehamilan
- Program bayi tabung
- Memiliki masalah dengan rahim, leher rahim atau plasenta
Baca Juga : Berita Kesehatan: 9 Penyakit Penyebab Telapak Kaki Terasa Panas, Jangan Diabaikan!
- Merokok rokok atau menggunakan obat-obatan terlarang
- Infeksi, terutama cairan ketuban dan saluran genital bawah
- Kondisi kronis, seperti hipertensi, diabetes, asma, gangguam tiroid, pre-eklamsia, serta gangguan autoimun dan anemia
- Kurus atau kegemukan sebelum hamil
Baca Juga : Agar Perkembangan Otak Anak Optimal, Ini Tips Memilih Mainan Ala Dokter Reisa
- Peristiwa kehidupan yang menegangkan, seperti kematian orang yang dicintai atau kekerasan dalam rumah tangga
- Beberapa kali mengalami keguguran atau aborsi
- Cedera fisik atau trauma
- Peristiwa kehidupan yang menegangkan, seperti kematian orang yang dicintai atau kekerasan dalam rumah tangga
Menurut Putri, ibu yang pernah melahirkan anak secara prematur akan memiliki risiko yang sama di kehamilan selanjutnya.
Namun ia menegaskan ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kelahiran prematur tersebut.
"Pada ibu yang punya riwayat lahir prematur, masih ada risiko tersebut, tetapi jangan kaget. Keberadaan manusia ditentukan bukan mulai saat dilahirkan, tetapi sejak direncanakan.
Jadi kalau mau hamil, periksa terlebih dahulu jika tubuh sudah siap untuk hamil lagi.
Kontrol ke dokter kandungan dan katakan jika ada riwayat lahir prematur, supaya diharapkan tidak ada kelahiran prematur kembali," jelasnya dalam acara "Dukung Si Kecil yang Lahir Prematur untuk Tumbuh Kembang Optimal" di Ocha & Bella, Jakarta Pusat, Sabtu (17/11).
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali 8 Ciri-Ciri Bayi Sudah Masuk Panggul
Selain itu, ada pula beberapa cara lainnya untuk mengurangi risiko kelahiran prematur, seperti:
Jarak kehamilan
Para ahli menyarankan untuk menunggu setidaknya 18 bulan sebelum hamil lagi.
Risiko kelahiran prematur kedua lebih tinggi saat jarak kehamilan lebih dekat.
Baca Juga : Bisa Berbahaya, Jangan Abaikan 10 Gejala Sederhana Ini Ketika Terjadi Pada Anak
Berat badan ideal
Penting untuk menjaga berat badan yang ideal, baik sebelum atau selama kehamilan.
Sebaiknya bicarakan hal ini pada dokter kandungan untuk kesehatan dan keamanan kehamilan.
Hindari diet selama kehamilan. Sebab kehilangan banyak berat badan selama kehamilan memiliki risiko lebih besar untuk kelahiran prematur selama kehamilan kedua.
Selain itu indeks massa tubuh kurang juga berisiko tinggi kelahiran prematur dua kali lipat.
Jangan merokok
Jangan merokok, minum alkohol, menggunakan narkoba, atau menyalahgunakan obat resep untuk mencegah risiko kelahiran prematur.
Rutin melakukan pemeriksaan
Segera melakukan pemeriksaan pada dokter kandungan bila menemukan tanda-tanda kehamilan.
Jangan lupa untuk rutin melakukan pemeriksaan agar dokter dapat membantu memastikan kesehatan dan keamanan Moms serta janin.
USG serviks sangat berhasil dalam mendeteksi tanda-tanda awal kelahiran prematur dan dapat digunakan sedini pada usia kehamilan 16 minggu.
Penelitian lain mengungkapkan bahwa kondisi darah ibu hamil dan cairan vagina dapat membantu memprediksi risiko secara lebih akurat.
Atasi kondisi kesehatan kronis
Segera atasi kondisi kesehatan kronis bila Moms memiliki riwayat tekanan darah tinggi, diabetes, depresi dan masalah tiroid.
Bicarakan pengobatan dan jalan keluar yang terbaik bersama dokter kandungan dan dokter lain yang bersangkutan.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kisah Perjuangan Persalinan Winda Viska, Urin Sudah Berwarna Merah Akibat Preeklamsia
Mengobati infeksi sejak dini
Peradangan dan infeksi berperan dalam kelahiran prematur.
Untuk itu, jangan makan daging mentah, ikan, atau telur, lakukan seks aman, dan sentuh kotoran kucing.
Para ahli setuju jika setiap infeksi bakteri selama kehamilan harus diobati sejak dini.
Namun, antibiotik untuk infeksi tanpa gejala tidak dianjurkan.(*)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | kids health,march of dimes |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR