Nakita.id.- Diet mediterania adalah salah satu jenis diet yang popular, berasal dari pola makan wilayah yang terletak di sepanjang perbatasan laut mediterania, contohnya Yunani, Spanyol dan Gibraltar.
Meskipun perbedaan etnis, keadaan ekonomi, dan produksi agrikultural menyebabkan sedikit perbedaan pemilihan jenis makanan, tetapi secara keseluruhan diet ini memiliki karakteristik yang sama.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Punya Sakit Lambung Tapi Ingin Diet, Begini Cara yang Aman
Di dalam diet mediterania, sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian merupakan jenis makanan yang sering dikonsumsi .
Contohnya penduduk asli Yunani disebut-sebut jarang mengonsumsi daging merah, dan rata-rata mengonsumsi sembilan porsi sayur buah setiap harinya.
Moms pasti sering mendengar manfaat sayur dan buah bagi kesehatan. Kaya serat, vitamin, mineral, dan antioksidan dapat membantu menjaga kesehatan tubuh.
Antioksidan terutama berfungsi untuk menangkal efek buruk radikal bebas yang jika dibiarkan dapat menyebabkan kerusakan sel dan meningkatkan risiko menderita berbagai macam penyakit degeneratif.
Baca Juga : Studi: Peluang Hidup Pasien Jantung Wanita Lebih Tinggi Bila Ditangani Dokter Wanita!
Biji-bijian, terutama gandum yang biasa digunakan untuk membuat pasta atau roti, kebanyakan berupa biji-bijian utuh atau whole grain.
Biji-bijian seperti ini lebih baik karena masih mengandung vitamin dan mineral yang lengkap.
Berbeda dengan biji-bijian yang sudah diolah (seperti misalnya nasi putih) atau disebut juga refined grain, karena sudah melalui berbagai proses untuk memaksimalkan daya simpan atau meningkatkan kualitas penampilan sehingga vitamin dan mineral di dalamnya sudah banyak berkurang.
Baca Juga : Tak Perlu Suntik Botox Yang Mahal, Yoga Wajah Setiap Hari Efeknya Juga Bikin Wajah Kencang
Kacang-kacangan juga merupakan jenis makanan yang banyak terdapat dalam diet mediterania.
Meskipun tinggi lemak, kebanyakan lemak yang terdapat dalam kacang-kacangan adalah lemak tidak jenuh yang justru baik untuk kesehatan jantung.
Salah satu prinsip utama dari diet mediterania adalah mengganti sumber lemak sehari-hari, bukan mengurangi jumlah asupan lemak.
Diet mediterania menggunakan alternatif sumber lemak yang lebih sehat, seperti misalnya lemak dari kacang-kacangan, dan lemak dari minyak zaitun di mana keduanya lebih banyak mengandung lemak tidak jenuh.
Baca Juga : Cara Lain Bakar Kalori Setara Jogging 15 Menit, Tontonlah Film Horor!
Minyak zaitun banyak digunakan dalam makanan khas daerah mediterania. Mulai campuran salad, hingga bahan dasar celupan untuk pelengkap makan roti.
Berbagai penelitian telah menyebutkan, diet mediterania terkenal dengan manfaatnya bagi kesehatan jantung.
Menurunkan risiko penyakit jantung, mengurangi tekanan darah, dan menurunkan kadar LDL merupakan beberapa manfaat kesehatan yang dihasilkan dari diet mediterania.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Sakit Flu di Musim Hujan, Ini Tatalaksana Pengobatan Yang Disarankan Dokter
Karena dalam diet mediterania, sangat ditekankan pentingnya sumber lemak yang dikonsumsi. Kebanyakan lemak dalam diet ini berasal dari lemak tidak jenuh.
Penelitian yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine di tahun 2013 menemukan bahwa 30% dari kasus serangan jantung, stroke, dan penyakit jantung lain dapat dicegah jika mereka yang berisiko mengikuti diet mediterania.
Penelitian ini meneliti bagaimana diet dapat memberi efek pada risiko penyakit jantung, dan penelitian ini juga dihentikan lebih cepat dari jadwal seharusnya.
Ini karena hasilnya yang sudah sangat jelas terlihat bahwa diet mediterania memang benar-benar dapat mengurangi risiko penyakit jantung, termasuk pada mereka yang sudah ketergantungan terhadap obat penurun tekanan darah.
Baca Juga : 8 Trik Turunkan Berat Badan, Mudah Dilaksanakan Hasil Memuaskan!
Tidak hanya penyakit jantung, diabetes juga dapat dicegah dengan diet mediterania. Salah satu faktor risiko diabetes adalah kelebihan berat badan, diet mediterania dapat membantu menjaga bahkan menurunkan berat badan.
Selain itu diet mediterania juga dapat mencegah kita menderita sindrom metabolik, suatu keadaan yang dapat meningkatkan risiko mengidap berbagai penyakit degeneratif.
Suatu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Diabetologia di tahun 2013 meneliti pola makan lebih dari 20.000 orang selama 11 tahun.
Baca Juga : Tiga Langkah Menggunakan Cuka Apel untuk Melangsingkan Tubuh
Hasil penelitian ini menyimpulkan mereka yang mengikuti diet mediterania atau pola makannya sehari-hari mendekati prinsip diet mediterania memiliki risiko 12% lebih kecil untuk menderita diabetes mellitus tipe 2 di kemudian hari jika dibandingkan dengan yang tidak menjalani diet tersebut. (*)
Source | : | kompas health,Majalah Prevention Indonesia,Halodoc.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR