Nakita.id - Penting bagi Moms mengetahui jenis-jenis cairan yang keluar dari vagina selama hamil.
Menurut ahli kebidanan dan ginekolog asal Sydney, Dr David Kowalski, sering mendengarkan keluhan dari para ibu hamil yang memiliki kondisi tak biasa, misalnya seperti keluar urine pada saat tertentu.
"Lebih sering ibu hamil akan mengalami ‘kebocoran’ urine yang biasa terjadi pada kehamilan, tapi juga bisa mengeluarkan keputihan berlebihan atau lendir serviks parah," ucap Dr David.
Baca Juga: 5 Alasan Kehamilan Anak Ketiga Adalah yang Paling Nyaman, Cocok dengan Pengalaman Moms?
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut adalah beberapa cairan vagina yang paling umum dialami perempuan pada kehamilan mereka:
Urine
Saat sedang beraktivitas, sesekali ibu hamil akan merasakan cairan urine keluar sedikit bahkan hingga menetes.
Dr David menjelaskan bahwa ini disebabkan oleh tekanan rahim yang menekan kandung kemih perempuan.
Untuk itu, sebaiknya perhatikan jumlah cairan urine yang keluar, seberapa sering kejadian itu terjadi dan cium aromanya.
"Cairan fisiologis kadang dibedakan dari cairan amnion dengan fakta bahwa yang terakhir terkadang memiliki aroma manis," kata Dr David.
Jika seringnya keluar urine menjadi masalah pada kehamilan Moms, sebaiknya rencanakan fisioterapi pascakelahiran.
"Jika ada kemungkinan bahwa persalinan normal dapat mengganggu fungsi kandung kemih dan dasar panggul di masa depan, dokter mungkin akan menyarankan persalinan sesar," katanya.
Cairan ketuban
Salah satu ketakutan terbesar ibu hamil adalah keluarnya cairan amnion atau ketuban yang bisa menimbulkan kekhawatiran.
Dr David menganjurkan untuk tetap tenang dengan memusatkan perhatian pada volume dan warna cairan yang dimaksud.
"Sebagai permulaan, cairan ketuban dapat muncul dari tetesan kecil sampai cairan yang besar, tapi biasanya kita melihat sela besar diikuti episode selanjutnya dan kemudian kebocoran terus-menerus," katanya.
Sering kali jelas warnanya, tapi bisa juga berwarna cokelat-kecokelatan, berwarna kekuningan-hijau atau merah jambu.
Bingung? Hal terbaik yang bisa Moms lakukan adalah menghubungi dokter kandungan sesegera mungkin.
Biasanya dalam kondisi ini, Moms diminta untuk memakai bantalan selama 30 menit untuk memeriksa warna dari cairan, kemudian baru dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Juga: Berkah Ganda Saat Punya Anak Kembar, Ini Perbedaan Kehamilan Tunggal dengan Kehamilan Anak Kembar
Ultrasound dapat digunakan untuk menilai volume cairan di sekitar bayi, tapi mungkin juga ada pemeriksaan klinis, di mana keluarnya cairan ketuban disertai dengan batuk.
Beberapa calon Moms dapat diobati dengan antibiotik dan steroid untuk membantu paru-paru bayi matang jika persalinan prematur terjadi.
Infeksi ragi
Keputihan menjadi cairan umum yang keluar dari vagina Moms selama hamil.
Baca Juga: Mengenal Jahitan Pasca Melahirkan Normal, Ternyata Bisa Cepat Pulih dengan Tips Ini
Tapi, apakah Moms mengalami lebih banyak keputihan dari biasanya? Berkat hormon kehamilan, cairan seperti keputihan menjadi efek samping kehamilan yang umum.
Namun perhatikan jika keputihan berubah menjadi kental, putih atau lembut.
Jika terasa gatal, atau tiba-tiba vagina menjadi kemerahan dan rasa sakit yang berkembang di dalam dan sekitar vagina.
Pada sebagian besar, infeksi ragi cenderung lebih menjengkelkan daripada berbahaya, namun dokter masih harus menyingkirkan bakteri vaginosis yang lebih serius.
Segera ambil tindakan untuk membersihkan infeksi ragi, sebelum menyebabkan rasa terbakar atau nyeri.
Bakteri vaginosis
Tanda pertama infeksi vagina yang disebabkan oleh bakteri vaginosis, suatu kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri juga bisa terjadi.
Baca Juga: Berita Kesehatan Wanita: Cairan Ketuban Berlebih Saat Hamil Bisa Berbahaya, Ini Gejalanya!
Biasanya bakteri ini ada di vagina yang bisa melakukan perjalanan ke rahim dan menyebabkan pecahnya membran secara prematur.
Meskipun hadir dengan cairan berbau amis pada beberapa perempuan, atau cairan abu-abu atau putih berair pada orang lain, kebanyakan perempuan yang didiagnosis dengan kondisi tersebut melaporkan tidak memiliki gejala yang nyata.
Kondisi ini bisa diobati dengan antibiotik yang diresepkan dokter.
Tidak hanya aman membersihkan semua gejala, tapi juga akan menurunkan risiko masuk ke persalinan prematur.
Sementara itu, melansir medicalnewstoday, ada pula beberapa jenis cairan lain yang keluar dari vagina Moms selama hamil yang bisa dilihat dari warnanya, diantaranya:
Baca Juga: Cegah Cairan Ketuban Rendah yang Bahayakan Janin Dengan Cara Ini
1. Bening atau putih susu
Warna bening atau putih susu menunjukkan leukorea, biasanya cairan ini normal dan sehat, terutama jika tidak terlalu bau.
Namun, jika mengalami perubahan dalam kuantitas atau konsistensi seperti cairan menjadi tebal itu bisa menandakan suatu masalah.
2. Hijau atau kuning
Jika cairan yang keluar dari vagina Moms selama hamil berwarna hijau atau kuning, dapat menjadi tanda adanya masalah infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia atau trikomoniasis.
Gejala lain yang mungkin termasuk yaitu kemerahan atau iritasi pada organ intim.
Namun terkadang, IMS tidak menimbulkan gejala.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), IMS dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan dan memengaruhi Moms serta janin dalam kandungan.
Selain itu, juga dapat mempengaruhi sistem saraf dan perkembangan bayi serta menyebabkan infertilitas pada wanita.
3. Merah muda
Cairan vagina yang keluar berwarna merah muda selama kehamilan, mungkin juga menandakan adanya masalah.
Baca Juga: Waspada, Ini Berbagai Penyebab Cairan Ketuban Sedikit Saat Hamil
Ini sering terjadi selama awal kehamilan atau pada minggu-minggu terakhir saat mendekati persalinan.
Tak hanya itu, ini juga dapat terjadi sebelum keguguran atau selama kehamilan ektopik.
4. Merah
Jika cairan yang keluar dari vagina selama kehamilan berwarna merah, maka membutuhkan penanganan segera dari dokter.
Terutama jika perdarahannya berat, mengeluarkan gumpalan, atau terjadi bersamaan dengan kram dan nyeri perut.
Gejala-gejala ini dapat menunjukkan keguguran atau kehamilan ektopik.
Adapun penyebab lain keluarnya cairan merah dari vagina saat hamil yaitu terjadi akibat implantasi atau infeksi.
Perdarahan dalam kehamilan dapat mengindikasikan potensi masalah serius atau persalinan prematur, sehingga membutuhkan penanganan medis segera.
Baca Juga: Waspada Hamil Keluar Cairan Ini. Pertanda Infeksi atau Mau Melahirkan
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | medicalnewstoday |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR