Pasalnya, otak dirancang untuk merekam berbagai kegiatan yang dilakukan secara konsisten, seperti kebiasaan bekerja yang sehari-hari dilakukan.
Hal ini termasuk saat liburan usai, Moms akan mengalami kaget karena harus kembali bekerja setelah lama ada dalam periode istirahat.
Gejala sindrom post holiday blues sebenarnya mirip dengan depresi biasa, di antaranya sakit kepala, insomnia, gelisah, berat badan bertambah atau berkurang serta munculnya rasa tegang.
John Sharp, M.D, penulis "The Emotional Calendar: Understanding Seasonal Influences and Milestones to Become Happier, More Fulfilled, and in Control of Your Life menerangkan, hanya sedikit orang dewasa yang sepenuhnya merasa puas saat berlibur.
Menurut Sari Chait, Ph.D seorang psikolg klinik di Boston, hal ini disebabkan seseorang yang berharap terlalu tinggi akan liburan yang sempurna.
"Ekspektasinya tentu saja liburan yang bahagia, penuh tawa, bersenang-senang bersama, dan mereka bisa membeli barang apa pun yang diinginkan," ujarnya.
Baca Juga : Sombong dan Sering Pamer Harta, Nasib Miliarder ini Berakhir Miris!
Ketika ekspektasi tersebut tidak terpenuhi, kesedihan atau holiday blues otomatis akan muncul.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | menshealth.com |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR