Setelah liburan malah stres, begini cara mengatasinya!
Penelitian juga menemukan, bahwa penggunaan media sosial dan internet membuat rasa kesepian dan depresi seseorang meningkat.
Daripada terus menerus memantau media sosial, cobalah untuk bertemu dengan teman.
"Kesejahteraan seseorang meningkat ketika mereka terhubung dengan orang lain melalui bertatap muka.
Jika tidak mau melakukan detoksifikasi media sosial secara keseluruhan, Moms juga bisa memulai dengan menjauhi ponsel ketika sedang bersama teman-teman.
4. Menetapkan target akhir tahun
Penting bagi kita untuk merawat diri dengan baik, terutama ketika stres.
Tidur, pola makan sehat dan olahraga bisa menjadi cara untuk mengatasi rasa sedih yang timbul setelah liburan selesai.
Cobalah untuk menetapkan target akhir tahun, mulai dari target kebugaran, nutrisi atau kesehatan.
Hal itu akan membuat kita melewati akhir tahun dengan perasaan lebih bahagia karena mampu menyelesaikan sebuah pencapaian. (*)
John Sharp, M.D, penulis "The Emotional Calendar: Understanding Seasonal Influences and Milestones to Become Happier, More Fulfilled, and in Control of Your Life."
John Sharp, M.D, penulis "The Emotional Calendar: Understanding Seasonal Influences and Milestones to Become Happier, More Fulfilled, and in Control of Your Life."
Siapa yang tidak suka dengan liburan? Hanya di waktu liburan Anda bisa memaksimalkan waktu untuk bersantai dan beristirahat. Namun, ada satu hal yang paling tidak menyenangkan dari liburan. Ya, saat liburan harus berakhir. Bawaannya pun jadi murung dan uring-uringan. Andai bisa memutar waktu, tentu Anda ingin sekali kembali ke masa liburan dan memperpanjangnya? Musim liburan yang membahagiakan bisa berubah jadi kesedihan setelah kita harus kembali ke rutinitas awal. Usai liburan, Anda harus mulai membereskan barang-barang sisa liburan, merasakan lelah, dan tidak siap menghadapi kenyataan untuk kembali bekerja esok hari. Nah,jika Anda merasa kaget, murung, bahkan depresi setelah liburan, bisa jadi Anda terkena sindrom post holiday blues. Sindrom ini merupakan kondisi emosional yang dirasakan setelah menikmati liburan. Yang menjadi penyebab Anda merasa murung bisa jadi karena dua hal, yaitu merasa liburan Anda sangat menyenangkan namun harus diakhiri, atau Anda hanya ingin ada di masa liburan daripada kembali bekerja. Sindrom ini mirip dengan seasonal affective disorder (SAD), yaitu gangguan emosional yang terjadi pada waktu-waktu tertentu, sama halnya dengan sindrom setelah menikah yang merasa ‘kaget’ saat euforia pernikahan berakhir. Maka, tak heran banyak dari Anda yang merasakan murung atau depresi setelah liburan. Baca juga : Mengapa Habis Liburan Justru Stres? Dikutip dari The New Daily, menurut Dr. Melissa Weinberg, seorang psikolog dari San Francisco, saat Anda mengalami liburan yang menyenangkan, sebenarnya itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh otak. Seburuk apapun pengalaman liburan Anda, otak hanya akan merekam bagian yang Anda nikmati ketimbang pengalaman buruk. Entah Anda menikmati atau tidak masa liburan Anda, otak Anda akan tetap menerima bahwa liburan sudah Anda lewati. Pasalnya, otak dirancang untuk merekam berbagai kegiatan yang dilakukan secara konsisten, seperti kebiasaan bekerja yang sehari-hari Anda lakukan. Termasuk saat berlibur, kondisi emosional Anda akan terbiasa untuk menikmati istirahat. Jadi, saat kembali menghadapi pekerjaan, otak Anda akan ‘kaget’ dan kembali menyesuaikan setelah keadaan setelah berubah. Apa yang Anda alami ini merupakan normalisasi pasca liburan. Apa tanda depresi setelah liburan? Gejala sindrom post holiday blues sebenarnya mirip dengan depresi biasa, di antaranya: Sakit kepala Insomnia Gelisah Penambahan atau penurunan berat badan Agitasi, aktivitas motorik yang berlebih akibat ketegangan
Siapa yang tidak suka dengan liburan? Hanya di waktu liburan Anda bisa memaksimalkan waktu untuk bersantai dan beristirahat. Namun, ada satu hal yang paling tidak menyenangkan dari liburan. Ya, saat liburan harus berakhir. Bawaannya pun jadi murung dan uring-uringan. Andai bisa memutar waktu, tentu Anda ingin sekali kembali ke masa liburan dan memperpanjangnya? Musim liburan yang membahagiakan bisa berubah jadi kesedihan setelah kita harus kembali ke rutinitas awal. Usai liburan, Anda harus mulai membereskan barang-barang sisa liburan, merasakan lelah, dan tidak siap menghadapi kenyataan untuk kembali bekerja esok hari. Nah,jika Anda merasa kaget, murung, bahkan depresi setelah liburan, bisa jadi Anda terkena sindrom post holiday blues. Sindrom ini merupakan kondisi emosional yang dirasakan setelah menikmati liburan. Yang menjadi penyebab Anda merasa murung bisa jadi karena dua hal, yaitu merasa liburan Anda sangat menyenangkan namun harus diakhiri, atau Anda hanya ingin ada di masa liburan daripada kembali bekerja. Sindrom ini mirip dengan seasonal affective disorder (SAD), yaitu gangguan emosional yang terjadi pada waktu-waktu tertentu, sama halnya dengan sindrom setelah menikah yang merasa ‘kaget’ saat euforia pernikahan berakhir. Maka, tak heran banyak dari Anda yang merasakan murung atau depresi setelah liburan. Baca juga : Mengapa Habis Liburan Justru Stres? Dikutip dari The New Daily, menurut Dr. Melissa Weinberg, seorang psikolog dari San Francisco, saat Anda mengalami liburan yang menyenangkan, sebenarnya itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh otak. Seburuk apapun pengalaman liburan Anda, otak hanya akan merekam bagian yang Anda nikmati ketimbang pengalaman buruk. Entah Anda menikmati atau tidak masa liburan Anda, otak Anda akan tetap menerima bahwa liburan sudah Anda lewati. Pasalnya, otak dirancang untuk merekam berbagai kegiatan yang dilakukan secara konsisten, seperti kebiasaan bekerja yang sehari-hari Anda lakukan. Termasuk saat berlibur, kondisi emosional Anda akan terbiasa untuk menikmati istirahat. Jadi, saat kembali menghadapi pekerjaan, otak Anda akan ‘kaget’ dan kembali menyesuaikan setelah keadaan setelah berubah. Apa yang Anda alami ini merupakan normalisasi pasca liburan. Apa tanda depresi setelah liburan? Gejala sindrom post holiday blues sebenarnya mirip dengan depresi biasa, di antaranya: Sakit kepala Insomnia Gelisah Penambahan atau penurunan berat badan Agitasi, aktivitas motorik yang berlebih akibat ketegangan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Depresi Usai Liburan? Mungkin Itu Sindrom Post Holiday Blues", https://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/04/122701620/depresi-usai-liburan-mungkin-itu-sindrom-post-holiday-bluJohn Sharp, M.D, penulis "The Emotional Calendar: Understanding Seasonal Influences and Milestones to Become Happier, More Fulfilled, and in Control of Your Life.""Kebanyakan orang melihatnya sebagai salah satu sumber stres," kata Sharp."Ekspektasinya tentu saja liburan yang bahagia, penuh tawa, bersenang-senang bersama, dan mereka bisa membeli barang apapun yang diinginkan," ujarnya.
KOMENTAR