Nakita.id - Tak bisa dipungkiri, stres merupakan hal lumrah dialami manusia, utamanya bagi orang yang tinggal di kota besar.
Menurut survei yang dilakukan oleh Zipjet pada 2017 lalu, Jakarta ada di peringkat 18 teratas kota yang masyarakatnya mudah mengalami stres.
Menghadapi hal tersebut, biasanya beragam cara akan dilakukan setiap orang salah satunya dengan cara makan.
"Makan itu cara yang memang paling mudah, kita membutuhkan makanan untuk bertahan hidup tetapi ada jenis makanan tertentu yang kita konsumsi dalam londisi spesifik.
Saat sedang stres, seseorang akan menginginkan comfort food; makanan berkalori tinggi dengan nilai gizi minim kayak es krim, kue, cokelat atau pizza dengan harapan bisa menenangkan perasaan," demikian penuturan Tara de Thouars, BA, M.Psi dalam sesi talkshof Jakarta Food Editor's Club bertemakan Emotional Eating di bilangan Jakarta Selatan, Selasa (18/12).
Hal itu sebenarnya bukan hal yang sepenuhnya dilarang Moms, misalnya cokelat yang terkenal bisa menenangkan situasi hati karena rasa manisnya yang menenangkan.
Baca Juga : Riset: Tak Sekadar Makanan Dewa, Cokelat Hitam Juga Mengandung Manfaat Ini
Namun, hal itu tentu akan menjadi masalah jika mengonsumsi makanan tertentu saat stres dengan jumlah yang berlebihan.
Bisa jadi, Moms mengalami emotional eating, yakni kebiasaan makan yang dilakukan saat sedang mengalami kondisi hati yang buruk.
"Emotional eating itu adalah suatu kondisi dimana kita menjadikan makanan sebagai media untuk menenangkan hati kita, sebagai pelarian ketika sedang stres," sambung Tara.
Emotional eating erat hubungannya dengan sistem pencernaan dan otak yang berfungsi mengatur rasa lapar, kenyang serta emosi.
"Makan itu kan sejatinya adalah perilaku pengambilan keputusan, ketika stres emosi dan logika seseorang cenderung tidak berjalan selaras. Saat emosi sedang tinggi, logikanya turun.
Hal ini tentu akan berpengaruh pada makanan yang kita pilih nantinya, kita akan cenderung memilih makanan yang tidak sehat karena keputusan yang diambil tidak tepat", jelas Tara.
Baca Juga : Tak Perlu Obat, Cegah Ejakulasi Dini dengan 6 Makanan Lezat Ini
Menurutnya, ada beberapa ciri yang menandakan Moms mengalami kondisi emotional eating ini.
Salah satu tanda yakni muncul keinginan secara tiba-tiba akan makanan yang spesifik, atau cenderung makan dengan jumlah melebihi batas normal dan setelahnya akan timbul rasa bersalah.
"Otak dan hati tidak berjalan sinkron, sebenarnya kita enggak lapar tapi karena sedang stres jadinya apa pun akan kita makan," tutur Tara.
Comfort food biasanya juga akan dipilih untuk menghadapi dan menghindari stres, karena ada keyakinan bahwa dengan makan situasi hati akan kembali nyaman.
Selain itu, emotional eating atau makan saat sedang merasa emosi juga ditandai ketika Moms akan melarikan diri pada makanan sebagai hadiah untuk diri sendiri.
Hal ini sebaiknya jangan diabaikan, karena mengonsumsi makanan secara berlebihan akan mendatangkan masalah kesehatan di masa mendatang.
Baca Juga : Menelan Cairan Sperma Sebabkan Kehamilan dan 5 Mitos Seputar Sperma, Moms Wajib Tahu!
"Emotional eating rentan mengarahkan seseorang mengalami gangguan makan yang lebih parah seperti binge eating, compulsive eating atau yang lebih parah bulimia," pungkas Tara.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR