Nakita.id - Penelitian terbaru mengungkapkan, orang-orang yang dikategorikan si ‘picky eater’ atau susah makan dan lebih sering memilih makanan disebabkan oleh gen. Dua variasi genetik yang menjadi kode kebiasaan makan pilih-pilih telah diidentifikasi untuk pertama kalinya oleh para ilmuwan.
Kedua gen tersebut terkait dengan reseptor rasa pahit, namun ada kaitannya dengan anak-anak yang sama sekali tidak menyukai makanan tertentu, sementara yang lainnya terkait dengan keributan dan perjuangan keras saat waktu makan.
Pemahaman baru tentang bagaimana selera anak-anak berkembang dapat membantu para periset dari University of Illinois's Transdisciplinary Obesity Prevention Program (I-TOPP) mengembangkan strategi untuk membantu orangtua mengenalkan makanan sehat kepada anak-anak mereka.
Temuan ini menghilangkan anggapan bahwa pola asuh yang buruk semata-mata harus disalahkan karena anak jadi suka memilih makan. Sebaliknya, ini disebabkan oleh kombinasi gen induk dan faktor lingkungan.
Baca juga : 6 Trik Mengatasi Anak Pemilih Makanan
Penelitian yang dilakukan di kampus Urbana-Champaign di Illinois, memeriksa anak-anak yang berusia antara dua dan empat tahun. Pada tahap ini, anak suka pilih-pilih makanan secara wajar, tapi bagi sebagian anak kebiasaan ini akan kian berkembang menjadi isu yang lebih awet dan menyulitkan anak memiliki pola makan yang lebih sehat.
Beberapa penelitian bahkan menghubungkan si pemilih makanan selama masa kanak-kanak hingga masalah makan yang jauh dari berat badan ideal, atau berjuang dengan gangguan makan di kemudian hari.
Penulis studi utama Natasha Chong Cole dan timnya telah memelajari anak yang pilih-pilih makanan dari sudut 'alam' dan 'pengasuhan'. Dalam penelitian sebelumnya, mereka dapat membedakan antara tiga jenis pemilih makan, yakni yang sesuai dengan selera, yang memiliki perilaku temperamental tentang makanan, dan yang suka menolak makan.
Mereka menggunakan penanda dari masing-masing jenis untuk mengembangkan pertanyaan tentang perilaku waktu makan, kebiasaan menyusui masa lalu, dan berapa banyak variasi yang anak-anak pelajari dalam hal mentolerir makanan.
Begitu mereka memisahkan anak-anak menjadi tiga kelompok, berdasarkan jawaban, para peneliti menggunakan sampel air liur untuk membandingkan susunan genetik satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Baca juga : Mengatasi Anak Yang Fobia Makanan
Natasha dan timnya memilih lima gen yang berkaitan dengan persepsi rasa untuk diperiksa. Dari jumlah tersebut, dua gen membagi kelompok meskipun tidak ada konsistensi genetik di antara anak-anak yang menolak makan.
Anak-anak yang hanya tertarik pada beragam jenis makanan dapat dikenali oleh variasi gen TAS2R38, dan saat anak mencoba mengendalikan dengan memilih makan dikaitkan dengan gen CA6. Kedua gen tersebut menandai kepekaan terhadap rasa pahit.
Natasha mengatakan bahwa selera makan anak yang ’sempit’ pada anak-anak adalah hasil alam dan pengasuhan, dan studi ini benar-benar hanya mengeksplorasi komponen alam. "Tujuan jangka panjangnya adalah untuk melihat bagaimana keduanya secara bersama-sama memengaruhi perilaku tersebut," jelas Natasha.
Studi lebih lanjut diperlukan untuk melihat bagaimana preferensi anak dipengaruhi oleh tampilan atau aroma makanan.
Baca juga : Kenalkan Aneka Rasa Sejak Bayi Cegah Sulit Makan
Natasha juga tertarik untuk memahami bagaimana pilih-pilih makan dimulai pada anak-anak di bawah usia dua tahun. Ia bertanya-tanya apakah metode pengenalan makanan yang berbeda dapat memiliki efek yang berbeda mengenai seberapa terbukanya makanan baru bagi anak-anak.
Natasha mengatakan kunci lainnya adalah mencoba, dan mencoba lagi dengan si picky eater. Ia melanjutkan, terkadang anak-anak perlu dihadapkan pada makanan baru sebanyak 15 kali sebelum mereka mau mencobanya.
Namun yang paling penting untuk Ibu ingat, berusahalah memberikan jenis makanan baru, tapi jangan sampai memaksakannya.(*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR