"Sementara banyak yang masih belum diketahui tentang gangguan perilaku tidur REM, itu dapat disebabkan oleh obat-obatan atau mungkin merupakan tanda awal dari kondisi neurologis lain seperti penyakit Parkinson, demensia dengan tubuh Lewy atau atrofi beberapa sistem," jelas penulis studi Ronald Postuma, dari Universitas McGill.
Penelitian dari Past research telah menunjukkan bahwa 38% orang dengan gangguan ini melanjutkan untuk mengembangkan penyakit Parkinson, meskipun hubungannya tidak dijelaskan dengan baik.
Baca Juga : Tips Merawat Rambut Sehat Ala Artis Titi Kamal, Mudah dan Murah!
Rata-rata, penyakit ini muncul 12 hingga 13 tahun setelah timbulnya gejala tidur ini.
Dalam studi terbaru, orang-orang dengan kelainan perilaku tidur REM ditemukan lebih mungkin untuk menderita gangguan stres pasca-trauma, tekanan psikologis, atau beberapa bentuk penyakit mental.
Penggunaan narkoba dan konsumsi alkohol yang banyak, terutama menjelang waktu tidur, juga dapat meningkatkan risiko tidur yang terganggu atau perilaku memukul dan berteriak.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Fakta Menguap, Ternyata Bukan Cuma Karena Mengantuk
"Mengidentifikasi gaya hidup dan faktor risiko pribadi yang terkait dengan gangguan tidur ini, dapat mengarah pada menemukan cara untuk mengurangi peluang mengembangkannya," tambah Dr. Postuma, yang juga anggota American Academy of Neurology.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR