Kemudian, Sophia coba berbicara dengan beberapa teman tentang hal yang menimpanya dan mereka berkata kepadanya bahwa ini terdengar seperti gejala depresi prenatal.
Mendengar hal itu Sophia kemudian pergi ke dokter dan dokter pun menawarkan obat anti-depresan. Dalam hati kecilnya, ia enggan mengonsumsi obat tersebut karena takut akan membahayakan janin dan bisa ketergantungan.
Jadi, dokter pun memberi rujukan kepada Sophia untuk melakukan sesi konseling selama hamil. Tapi karena merasa menunggu terlalu lama dalam daftar tunggu, dan situasinya terlalu mendesak, akhirnya Sophia melakukan konseling lain secara pribadi dengan biaya yang sangat mahal.
"Masalahnya, saya merasa benar-benar tak berdaya dan sepertinya tidak membantu, kecuali setelah mencoba hipnoterapi yang membantu meringankan hal-hal ini pada akhirnya."
(Baca juga : 5 Masalah Kesehatan Umum yang Berawal dari Depresi)
Sophia diberitahu bahwa karena kondisinya ini, ia berisiko tinggi mengalami depresi pascamelahirkan setelah melahirkan bayi.
"Saya takut jika saya tidak akan merasakan ikatan dengan bayi saya dan tidak akan bisa merawatnya. Jadi ini adalah saat yang sangat menegangkan, kata Sophia.
Ia pun sering mendengar bahwa orang-orang menderita lebih parah dari yang ia alami tanpa tahu gejala dan tidak sadar apa yang sedang terjadi.
Setelah menderita hal ini, Sophia pun harus membagikan pengalaman pahitnya karena begitu banyak ibu hamil di luar sana yang telah melewati hal serupa atau bahkan lebih parah. (*)
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR