Nakita.id – Ketika terasa pegal, kebiasaan meretakkan jari, tangan, punggung, atau leher seringkali dilakukan oleh banyak orang.
Apalagi jika sampai berbunyi "krek", pasti rasanya begitu melegakan.
Akan tetapi Moms, kebiasaan tersebut sebenarnya bukanlah kebiasaan yang baik untuk dilakukan.
Karena, ternyata ada bahaya yang tersimpan dari kebiasaan tersebut.
Seorang wanita berusia 23 tahun telah merasakannya.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Melansir dari laman intisari.grid.id, seorang paramedis asal Inggris bernama Natalie Kunick diketahui meretakkan lehernya untuk melakukan peregangan.
Saat itu, ia sedang menonton film di tempat tidur dengan temannya.
Karena tidak pernah ada masalah yang terjadi sebelumnya, Kunicki sering melakukan hal tersebut.
Namun sepertinya, saat itu hal yang terjadi berbeda dari biasanya.
15 menit setelah meretakkan lehernya, Kunicki ingin pergi ke kamar mandi.
Tapi, Kunicki mendadak tidak bisa menggerakkan kaki kirinya.
Baca Juga : Usai Sebut Deddy Corbuzier Jagoan Neon, Lucinta Luna Pamer Kemesraan Kekasih Baru
Ia kemudian segera dilarikan ke rumah Sakit Univerity College London (UCL).
Di sana, dokter menemukan bahwa retakan leher Kunicki pada malam itu telah merusak arteri vertebralisnya.
Arteri vertebralis adalah salah satu arteri utama yang berada leher.
Akibat retakkan leher tersebut, muncul lah gumpalan darah yang memicu stroke dan bahkan menyebabkan kelumpuhan di tubuh bagian kiri Kunicki.
Menurut John Hopkins Medicine, ketika seseorang meretakkan leher, punggung, atau jari mereka, bunyi itu berasal dari "gelembung" nitrogen di dalam kapsul yang melindungi persendian atau ligamen saat mereka meregangkan dan membenturkan kembali ke tempatnya.
Baca Juga : Sisa Uang Hanya Rp 19 Ribu, Caleg Gagal Ini Tidur Bersama Tunawisma dan Mengaku Akan Jual Ginjal
Pada kebanyakan kasus, kebiasaan ini dianggap tidak berbahaya.
Namun, jika bunyi tersebut disertai dengan rasa sakit apalagi bengkak, bisa jadi ada indikasi cedera dan memerlukan perhatian medis.
Robert Glatter yang bertugas di Lenox Hill Hospital, New York City menyebutkan bahwa secara umum retakkan leher perlu dihindari, karena hal tersebut bisa menyebabkan pecahnya dinding pembuluh darah kritis yang memasok darah ke otak.
Baca Juga : Gara-gara Kebiasaan Ini, Ginjal Bocah 9 Tahun Menyimpan 56 Batu Ginjal, Kebiasaan No 4 Sering Dilakukan!
"Robekan di dinding pembuluh darah dapat menyebabkan stroke jika gumpalan darah terbentuk di lokasi cedera, dan kemudian pecah dan menghambat aliran darah ke otak," ungkap dr. Glatter.
Tak hanya itu, menurut Glatter, meretakkan leher juga dapat merusak saraf, ligamen, dan tulang.
Ahli bedah mengatakan bahwa arteri pada tubuh Kunicki yang rusak dapat diperbaiki, namun mereka menyatakan tidak dapat menghilangkan bekuan darah yang terbentuk.
Meski begitu, gumpalan darah itu diperkirakan akan larut seiring waktu tanpa menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
Baca Juga : Derita Penyakit Kejiwaan, Andi Soraya Ungkap Sifat Asli Steve Emmanuel
Dengan kata lain, kelumpuhan yang dialami Kunicki akan terjadi pada beberapa minggu setelah operasi saja.
Setelah satu bulan menjalani terapi fisik, Kunicki diperkirakan bisa mendapatkan kembali beberapa gerakan di anggota badan dan jari-jarinya, meskipun dia masih harus menjalani beberapa bulan rehabilitasi.
Glatter juga menegaskan bahwa, "Tidak ada cara yang benar-benar ‘aman’ untuk meretakkan leher. Lebih baik hindari melakukan kebiasaan tersebut, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan”.
Baca Juga : Bikin Social Experiment Jadi Tukang Jamu, Aurel Malah Dikasihani Warganet, Ada Apa?
Artikel ini telah tayang di intisari.grid.id dengan judul Wanita Ini Lumpuh Setelah Meretakkan Lehernya Hingga Berbunyi 'Kerek'
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Intisari.grid.id |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR