Nakita.id - Pandemi corona yang melanda Indonesia dan juga seluruh dunia ini membuat jajaran pemerintah mengupayakan cara untuk memutus rantai penyebaran.
Bagaimana tidak, di Indonesia sendiri pada Senin (30/3/2020) jumlah pasien terjangkit Covid-19 menyentuh angka 1.414 pasien.
Sedangkan, pasien yang meninggal tercatat ada 122 orang.
Baca Juga: Kini Diminta Terawang Soal Penerapan Lockdown, Mbah Mijan Malah Bikin Netizen Sewot! Ada Apa Nih?
Sementara itu, ada secercah harapan pasien yang dinyatakan sembuh dari corona ada 75 orang.
Berbagai upaya telah gencar dikampanyekan.
Salah satunya sokongan pemerintah dari bidang medis hingga penyuluhan untuk pencegahan.
Menjaga jarak aman jadi andalan untuk memutus rantai penyebaran.
Namun, nyatanya upaya tersebut juga berujung apes untuk beberapa warga.
Salah satunya, bagi orang yang mendapat upah atau bayaran per hari.
Dengan begitu, diberlakukannya aturan darurat Covid-19 tersebut memengaruhi upah buruh lepas atau pekerja harian.
Melihat kondisi tersebut, Presiden Indonesia, Joko Widodo menyampaikan kabar baik bagi warga yang pekerjaannya terancam di tengah pandemi corona.
"Saya melihat bahwa arus mudik dipercepat bukan karena faktor budaya tapi karena terpaksa.
"Banyak pekerja informal di Jabodetabek yang pulang kampung karena penghasilannya menurun sangat derastis atau bahkan hilang," tukas Joko Widodo dikutip dari kanal YouTube 'Kompas TV' (30/3/2020).
"Tidak ada pendapatan sama sekali akibat diterapkannya kebijakan tanggap darurat yaitu kerja di rumah, sekolah dari rumah, dan ibadah dari rumah," jelas Joko Widodo.
Joko Widodo juga megintruksikan agar program tersebut segera direalisasikan di lapangan.
"Karena itu, kita percepatan kabinet jaring pengaman sosial.
"Yang memberikan perlindungan sosial di sektor informal dan para pekerja harian maupun program insentif ekonomi usaha mikro, usaha kecil betul-betul segera dilaksanakan di lapangan," jelas Joko Widodo.
"Sehingga para pekerja harian, asongan, semuanya bisa memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari," sambungnya.
Sementara itu, mungkin banyak publik yang belum mengetahui apa yang dimaksud dengan jaring pengaman sosial.
Dilansir dari Kompas.com, jaring pengaman sosial adalah bantuan langsung kepada masyarakat miskin.
Masyarakat miskin yang dimaksudkan adalah keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 15,2 juta.
Sebelumnya Wakil Presiden juga telah menjelaskan mengenai hal tersebut.
Ma'ruf Amin menuturkan mengenai pemetaan rencana bantuan sosial tersebut.
"Pemerintah sudah mempersiapkan bantuan langsung tunai dengan cakupan 15,2 juta rumah tangga melalui mekanisme Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) akan diberikan Insya Allah tiap bulan," ujar Ma'ruf dalam video conference-nya dengan wartawan, Selasa (24/3/2020).
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Source | : | Kompas TV |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR