Nakita.id – Pernahkah Moms merasa ketika sedang makan malam di rumah suasana terlalu sepi meski sedang bersama suami?
Meski sebelumnya Moms selalu merasa bahwa tidak ada masalah dalam hal komunikasi, namun akhir-akhir ini kehilangan hal-hal baru untuk dibicarakan bersama pasangan.
Melansir situs Psychology Today, sebuah studi baru-baru ini diterbitkan oleh Joshy Jacob Vazhappily dan Marc Reyes dari Universitas Santo Tomas, Manila.
Penelitian tersebut mencoba mengevaluasi bagaimana berkomunikasi lebih baik bagi pasangan yang tertekan dalam perkawinan.
Emotion-Focused Couples Communication Program (ECCP), merupakan metode yang dirancang untuk mengatasi situasi di mana seseorang tidak mampu berkomunikasi seperti apa yang diinginkan.
Dalam kehidupan suami istri, komunikasi yang sehat menuntun pada hubungan manusia yang baik.
Mendengarkan dengan fokus pada empati bermakna bahwa mendengarkan seseorang tanpa ada penghakiman dan kritik.
Baca Juga: Jahitan Belum Kering Tapi Suami Ingin Tambah Si Kecil, Ini Kata Olla Ramlan
Tujuh tip ini mungkin bisa membangun komunikasi yang lebih baik ketika hubungan mengalami kendala.
Pertama, dengarkan apa yang orang lain katakan.
Jika Moms hanya fokus pada perkataan Moms sendiri, maka akan melewatkan kesempatan untuk menemukan inti dari percakapan.
Jadikan ini momen bagi Moms lebih bisa mengetahui banyak informasi tentang Dads.
Mendengarkan lawan bicara dengan seksama akan memperlihatkan, Moms benar-banar bersimpati dan berminat pada topik tersebut.
Minat itu akan menuntun Moms untuk menemukan lebih banyak topik lainnya.
Kedua, ekspresikan diri Moms secara jujur dan terbuka.
Sedikit banyak lawan bicara Moms sebenarnya dapat merasakan ketulusan ketika berkomunikasi.
Jika Moms menutup-nutupi suatu hal, itu akan membuat Dads merasa bahwa Moms tidak tulus.
Ketiga, berhenti membuat penilaian (judgment).
Tidak peduli jika Dads adalah orang yang romantis atau humoris, jika Moms suka menghakimi, maka Dads tentu akan merasa kurang nyaman ketika berbicara dengan Moms.
Keempat, hati-hati membuat lelucon yang tidak pas.
Moms dan suami mungkin saja memiliki topik yang berpotensi menyinggung satu sama lain.
Lihat kondisi dan situasi yang tengah dirasakan oleh pasangan.
Kata-kata atau lelucon yang keluar dan menyakitkan hati akan sulit untuk dihilangkan dari benak dan perasaan lawan bicara.
Kelima, perhatikan apakah Dads suka memberi jeda dalam percakapan.
Menjadi partner percakapan yang lebih baik, terkadang Moms harus tahu kapan harus membuka dan menutup percakapan.
Jika Moms tidak peka dan tidak tahu kapan harus berhenti berbicara, maka Dads akan bosan dan malas mendengarkan.
Baca Juga: Ternyata, Peristiwa Ini Jadi Alasan Hari Ibu Jatuh Tanggal 22 Desember
Begitu halnya jika Dads memberi jeda dalam percakapan, coba mulai untuk memulai percakapakan dengan topik yang lebih menyenangkan.
Keenam, jangan khawatir dengan situasi diam.
Diam, bukan berarti percakapan sedang rusak atau jadi tak menarik.
Di balik suasana diam akan memberikan Dads dan Moms untuk fokus pada pikiran masing-masing dan mencerna percakapan.
Ketujuh, tentukan topik pembicaraan.
Percakapan akan dapat dimulai jika Moms mampu menentukan topik yang layak dibahas bersama Dads.
Ini tentunya juga akan menuntun Moms untuk membuka percakapan dengan topik lain jika Dads mulai tertarik.
Moms, mampu menjaga percakapan tentu akan membangun ikatan yang lebih dalam dengan suami.
Mulailah membangun kembali kemesraan berdua melalui percakapan menyenangkan.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Fairiza Insani Zatika |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR