Nakita.id - Beberapa waktu lalu beredar sebuah video saat seorang wanita mencegat mobil petugas Covid-19.
Seperti yang kita ketahui, jika seseorang berstatus positif Covid-19 atau pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal, maka jenazahnya harus dimakamkan sesuai dengan protokol Covid-19 yang telah ditetapkan.
Bahkan, keluarga tak boleh memandikan, hingga mengkafani jenazahnya.
Karena yang melakukan semua itu hanya beberapa petugas dengan menggunakan pakaian pelindung diri (APD) lengkap.
Tujuannya, agar tak ada droplet dari jenazah yang menyang menyebar dan menginfeksi orang lain.
Hal itu pastinya membuat banyak orang bersedih lantaran tak bisa melihat sosok orang yang dicintai untuk yang terakhir kali.
Seperti kisah yang satu ini, beredar video seorang wanita yang meronta, berteriak bahkan mencegat mobil petugas Covid-19 saat membawa jenazah ibunya untuk dimakamkan.
Melansir dari unggahan di akun Instagram @makassar_iinfo, terlihat seorang perempuan sedang duduk di atas mobil petugas.
Ia menangis dan terus menangis menghalangi mobil untuk berjalan.
Dalam video selanjutnya, terlihat beberapa petugas dengan cepat memasukkan peti jenazah ibu dari perempuan itu ke dalam mobi jenazah untuk dimakamkan.
Perempuan yang dikabarkan bernama Andi Arni Esa Putri Abram itu terdengar berteriak, mencegah peti jenazah ibunya dibawa oleh petugas.
"Aaah, umi, umi, umi," begitu teriak Andi Arni.
Dalam unggahan selanjutnya, Andi Arni mengaku mulanya akan mengurus jenazah ibunya mulai dari memandikan hingga menguburkan.
Namun, setelah dibujuk akhirnya Andi Arni melunak dan menyutuji jika jenazah diurus oleh pihak rumah sakit namun tetap dimakamkan oleh pihak keluarga.
Andi Arni pun menangis saat tahu ibunya tak dimandikan hanya ditayamumkan dan jenazahnya dibungkus dengan plastik berlapis-lapis.
Saat itu status ibunya PDP sehingga petugas memberlakukan protokol Covid-19 pada jenazah ibunya.
Saat akan dimasukkan ke peti, Andi Arni langsung mencoba untuk menghalangi petugas yang akan memasukkan jenazah ibunya ke dalam peti.
Namun, akhirnya ia tak bisa melawan petugas yang berhasil memasukkan tubuh ibunya ke dalam peti jenazah.
Hingga terjadilah adegan Andi Arni yang berteriak di rumah sakit sembari meronta dan meminta petugas untuk tidak memakamkan ibunya.
"Setelah itu saya meronta-ronta menangis, sekuat tenaga berharap Eta saya datang. Tetapi Eta saya tidak datang sampai saat sudah disalatkan. Mereka membohongi kami, mengambil jenazah umi saya," ujar Andi Arni.
Dikabarkan ibunya Andi Arni meninggal dengan status PDP pada Jumat, 15 Mei 2020, di salah satu rumah sakit di Gowa, Sulawesi Selatan.
Sepekan setelahnya, Jumat 22 Mei 2020, hasil swab menyatakan bahwa ibunda dari Andi Arni negatif Covid-19.
Source | : | |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR