Melansir dari Kompas.com, riset tersebut dilakukan selama kurang lebih 40 tahun.
Tak main-main, dilaporkan bahwa hasilnya pekerja yang mengambil cuti kurang dari tiga minggu setiap tahun berisiko tinggi mengalami kematian dini.'
Hasil tersebut faktanya mengungkap ada gap antara pekerja yang mengambil cuti lebih banyak.
Baca Juga: Pantas Kebanyakan Orang Jepang Panjang Umur, Ternyata Kuncinya Ada di Menu-menu Makanan Ini
Peneliti menyebut kalau hidup sehat dan teratur tidak bisa menggantikan manfaat istirahat.
Istirahat di sini perannya sangat penting guna menghilangkan stres dan membuat harapan hidup untuk lebih panjang bisa terwujud.
"Gaya hidup sehat tidak bisa mengatasi efek kerja terlalu keras dan tidak bisa menggantikan manfaat liburan," jelas Profesor Timo Strandberg dari University of Helsinki di Finlandia.
Source | : | Kompas.com,The Independent |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR