Berdasarkan pola makan masyarakat di Yunani dan Italia Selatan pada tahun 1960-an, pola makan ini dicirikan dengan kandungan lemak jenuhnya yang rendah.
Biasanya terdiri dari sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, dan biji-bijian.
Yang paling menonjol dari diet ini adalah minyak zaitun sebagai sumber utama lemak tambahan.
Meskipun pola makan mediterania didominasi oleh nabati, di dalamnya juga mencakup sejumlah kecil ikan, produk susu, unggas, dan daging merah.
Baca Juga: Beda Dari yang Lain! Diet Ini Menganjurkan Banyak Makan Lemak Tapi Malah Pangkas Bobot Tubuh Jauh Lebih Cepat
Penelitian selama puluhan tahun menunjukkan, diet ini dapat mengurangi risiko berbagai penyakit kronis terkait usia.
Sebutlah penyakit jantung, diabetes, kanker, dan penurunan kesehatan mental. Satu penelitian juga mengaitkan diet mediterania dengan penurunan risiko obesitas sebesar 30 persen pada wanita perimenopause dan pascamenopause.
Diet mediterania mengungguli banyak diet populer lainnya, karena tidak ada kelompok makanan atau minuman yang dilarang.
Bahkan, mengonsumsi anggur merah secukupnya tetap diperbolehkan.
Baca Juga: Takut Diet Saat Menyusui Malah Menghambat Produksi ASI? Yuk Simak Tipsnya
Source | : | GridHits.ID |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR