Nakita.id - Seperti yang sudah banyak diketahui ada terdapat berbagai masalah kehamilan yang rentan dialami Moms yang sedang mengandung sang buah hati.
Salah satunya adalah cairan ketuban yang terus berkurang padahal belum memasuki waktu persalinan.
Cairan ketuban ini bisa terjadi karena sistem kemih janin tidak berkembang secara sempurna Moms.
Jika didiamkan begitu saja, maka akan berdampak buruk dan fatal bagi keselamatan Moms dan juga sang buah hati.
Terkait hal tersebut, Nakita.id membuat liputan khusus yang membahas secara gamblang mengenai masalah kehamilan kurangnya cairan ketuban tersebut.
Berikut faktor yang bisa membuat cairan ketuban berkurang
Menurut Dr. dr. Andon Hestiantoro, SpOG, (K), MPH, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat dalam wawancara eksklusif yang dilakukan bersama Nakita.id, Kamis (07/01/2021) mengungkapkan, bahwa ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan cairan ketuban berkurang.
Mulai dari ketuban tersebut pecah dini akibat adanya robekan atau bisa juga karena adanya penurunan fungsi plasenta.
1. Faktor dari ketuban pecah dini
Ketuban pecah sebelum pada waktunya, bisa terjadi karena robeknya selaput ketuban sehingga menyebabkan cairan ketuban berkurang.
2. Menurunnya fungsi plasenta
Tapi banyak juga orang yang bilang cairan ketuban itu bisa terjadi karena adanya penurunan fungsi dari plasenta.
Plasenta itu harusnya berfungsi mengirim zat makanan ke janinnya, plasenta juga mengirim oksigen ke janin, jadi janin itu bisa bernapas karena suplai oksigen dari Moms dan juga mendapatkan suplai makanan, kalori, nutrisi dari Moms.
Bila ada gangguan dari plasentanya maka suplai ini akan berkurang, sehingg janin akan mengalami kekurangan makanan dan oksigen.
Akibatnya si janin akan berhemat sehingga dia akan mengurangi geraknya, karena dia ingin menjaga agar otak dan jantungnya bisa berfungsi dengan baik.
Janin juga akan mengurangi pergerakan di ginjalnya, janin tidak lagi berkemih atau buang air kecil. Akibat janin tidak lagi berkemih maka cairan ketuban akan berkurang.
Sementara itu, dr. Ratna Lestari Habibah, SpOG juga mengatakan, bahwa faktor terjadinya cairan ketuban berkurang karena janin yang tidak lagi berkemih.
"Kurangnya cairan ketuban dapat disebabkan oleh faktor janin dimana terjadi kelainan kromosom dan genetik pada janin (seperti kelainan ginjal dan saluran kemih pada janin), pertumbuhan janin terhambat, faktor ibu seperti adanya riwayat hipertensi atau dehidrasi, dan faktor kehamilan lain seperti gangguan fungsi plasenta, ketuban pecah dini, kehamilan lewat waktu (postterm) dan penggunaan obat-obatan tertentu seperti OAINS (obat anti inflamasi non steroid) dan ACE inhibitors (angiotensin-converting enzyme)," ungkap dr. Ratna Lestari Habibah, SpOG, dari Hospital Brawijaya Antasari, Jakarta Selatan, saat diwawancarai Nakita.id, Kamis (07/01/2021).
Risiko yang akan terjadi apabila cairan ketuban berkurang
dr. Ratna juga menjelaskan risiko yang akan terjadi apabila cairan ketuban tersebut berkurang maka akan berakibat fatal Moms.
Pasalnya Moms bisa saja mengalami keguguran di awal kehamilan, bahkan yang lebih parah lagi janin Moms bisa mengalami cacat.
Baca Juga: Moms Wajib Tahu! Warna dan Bentuk Feses Bayi yang Seperti Ini Tandanya Si Kecil Alergi Susu
"Risiko yang terjadi pada kekurangan cairan ketuban jika terjadi di awal kehamilan bisa menyebabkan keguguran, yang berlangsung lama bisa menyebabkan pertumbuhan abnormal janin seperti potter syndrome, deformitas atau cacat janin, hipoksia atau kekurangan oksigen pada janin karena tekanan tali pusat yang dapat menyebabkan gawat janin, hipoplasia paru janin (paru-paru janin yang tidak berkembang), bahkan dapat menyebabkan pertumbuhan janin terganggu atau kematian janin, jika terjadi pada trimester akhir kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur, meningkatkan risiko persalinan dengan induksi ataupun sesar," terang dr. Ratna.
Bagiamana cara mengatasinya?
Menurut Dr. dr. Andon, untuk mengatasi masalah kehamilan cairan ketuban berkurang bisa melakukan berbagai pencegahan agar kondisi yang lebih buruk tidak terjadi.
1. Pertama, harus dicegah jangan sampai akibat cairan ketuban yang sedikit bisa menyebabkan tali pusat terhimpit antara badan janin dan dinding rahim. Karena kalau terhimpit maka kiriman makanan atau oksigen dari ibu akan berkurang.
2. Kedua, dijaga jangan sampai akibat cairan ketuban yang terlalu sedikit paru-paru janin menjadi tidak berkembang.
Selain itu Moms juga disarankan untuk banyak istirahat, banyak minum, dan kalau seandainya janin belum waktunya dilahirkan itu bisa ditambahkan cairan ketuban dari luar selama kondisi janinnya baik untuk mencegah agar tali pusar tidak terhimpit dan paru-paru janinnya bisa berkembang dengan baik.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR