Nakita.id - Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami bayi baru lahir adalah bilirubin.
Apakah Moms dan Dads masih asing dengan masalah kesehatan yang sering dialami bayi baru lahir ini?
Maka dari itu, melalui liputan khusus ini Nakita.id telah mewawancarai dokter spesialis anak untuk membahas bilirubin ini.
Ketika diwawancarai Nakita.id pada Jumat (22/1/2021), dr. Imelda Pingkan M, Sp.A, Dokter Anak yang berpraktik di Columbia Asia Hospital Pulomas, menjelaskan masalah kesehatan ini.
"Bilirubin atau kuning terjadi karena peningkatan kadar bilirubin yang meningkat di dalam darah yang meningkat.
Bilirubin itu sendiri berasal dari pemecahan sel darah merah dalam tubuh kita," jelas dokter Pingkan.
Dokter Pingkan mengatakan kuning biasanya muncul dalam satu sampai dua minggu pertama kehidupan pada bayi dengan tanda bayi terlihat kuning.
"Pada bayi cukup bulan tingkat bilirubin biasanya mencapai puncaknya antara 3 sampai 7 hari dan bilirubin akan turun dengan sendirinya ke nilai normal.
Itu pada bayi-bayi yang tidak bermasalah, bersifat fisiologis," jelas dokter Pingkan.
Tetapi ada juga keadaan di mana ada yang disebut dengan hyperbilirubinemia atau kadar bilirubin yang sangat tinggi dari kadar normal menurut usianya, lanjut dokter Pingkan.
Baca Juga: Setelah Stres Anaknya Masuk Rumah Sakit, Kartika Putri Pamerkan Momen Khalisa Bersujud, Sedang Apa?
"Ini merupakan satu fenomena yang klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir dan lebih dari 85% yang cukup bulan kembali ke rumah sakit dan di rawat karena hyperbilirubinemia ini," pungkasnya.
Di sisi lain, saat diwawancarai Nakita.id pada Sabtu (23/1/2021), dr. Abdussalam, Sp.A, Dokter Spesialis Anak yang berpraktik di RSIA Brawijaya Antasari menjelaskan bilirubin pada bayi baru lahir.
"Bilirubin kalau meningkat namanya hyperbilirubinemia adalah kejadian yang banyak menimpa pada bayi seluruh dunia dan sebenarnya tidak berbahaya," ucap dokter Reza.
Dokter Reza menjelaskan penumpukkan bilirubin yang menyebabkan ikterus sebuah pewarnaan kuning pada kulit terjadi.
"Biasanya ikterus terlihat mulai dari atas mata meluas sampai ke ujung telapak tangan atau kaki dan ikterus atau hyperbilirubinemia ini kejadian hampir ditemukan pada semua bayi.
Kejadian terjadi pada minggu-minggu pertama sekitar 60% pada bayi cukup bulan dan sekitar 80% pada bayi premature. Hal ini merupakan kejadian yang fisiologis dan normal." ucap dokter Reza.
Lantas, apa penyebab bilirubin ini terjadi pada bayi baru lahir?
Penyebab bilirubin
Dokter Pingkan mengatakan penyebab bilirubin pada bayi baru lahir yang pertama adalah liver atau hati bayi yang butuh penyesuaian mengeluarkan bilirubin.
"Pada masa janin tugas untuk mengeluarkan bilirubin dari darah itu dilakukan oleh plasenta.
Tetapi pada saat lahir plasenta ibu diputus maka fungsi plasenta itu diambil alih oleh hati sehingga hati memerlukan waktu sampai beberapa minggu untuk bisa menyesuaikan dan mengeluarkan bilirubin di dalam tubuh bayi tersebut.
Baca Juga: Hati-Hati Bayi Baru Lahir Mengalami Penyakit Kuning, Kenali 3 Jenis Penyakit Kuning Ini Moms!
Selama selang waktu tersebut, hati akan bekerja keras mengeluarkan bilirubin dari darah sehingga karena dia fungsinya baru, kadang-kadang masih banyak jumlah bilirubin yang tersisa dan menumpuk di dalam tubuh si bayi itu.
Keadaan itulah yang membentuk jumlah bilirubin berlebihan dan memberi warna kulit, sklera mata, dan tubuh lainnya menjadi kuning," jelas dokter Pingkan.
Selain di atas, dokter Reza mengatakan ada penyebab lain bilirubin pada bayi baru lahir.
1. Breastfeed jaundice
Berhubungan dengan jumlah ASI jadi bayi tidak bisa mendapat ASI yang bagus misalnya ada ibu yang pisah kamar, mengakibatkan ASI yang kurang dan menyebabkan kuning.
Biasanya dengan pemberian ASI yang lebih rutin, breastfeed jaundice akan sembuh sendiri.
Baca Juga: Bahagia Namun Tetap Waspada, Ketahui Tanda-tanda Bahaya Pascakelahiran Bayi
2. Breastmilk jaundice
Sebenarnya jarang sekali hanya kejadian 1-2% di mana biasanya kejadian ini kuningnya berlangsung lama bahkan sampai 3 bulan.
Biasanya ada kandungan di ASI yang justru membuat kadar bilirubin pada bayi meningkat.
3. Perbedaan golongan darah ibu dan bayi
"Jadi kalau ada sel darah merah ibu misal golongan darah O, anak golongan darah A yang dulu ibu memberikan oksigen melalui plasenta.
Kemudian dipotong plasentanya dan anak golongan darah A masih dapat golongan darah O di dalam tubuh akhirnya ditolak mengakibatkan hemolisis (pemecahan sel darah merah).
Pemecahan sel darah merah ini mengakibatkan kejadian hyperbilirubinemia," jelas dokter Reza.
Baca Juga: 6 Tanda Peringatan yang Menunjukkan Hati Penuh dengan Racun!
4. Kerusakan fungsi liver
Di mana liver tidak bisa mengambil bilirubin dan membuangnya.
Hal yang mengkhawatirkan ditemukan pada bayi adalah kejadian kadar bilirubin direct yang meningkat lebih dari 20% dari total bilirubin curiga ke arah polestatis.
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR