Penanganan diare
Sementara, saat diwawancarai Nakita.id pada Jumat (22/1/2021), dr. Imelda Pingkan M, Sp.A, Dokter Anak yang berpraktik di Columbia Asia Hospital Pulomas menjelaskan penanganan diare pada bayi.
"Bagaimana tata laksana diare untuk bayi? Pada umumnya yang pertama adalah kita harus lihat penampakan secara klinis.
Baca Juga: Tak Perlu yang Mahal! Berikut Obat Diare Alami Untuk Ibu Hamil yang Mudah Didapatkan
Kemudian kita harus menilai derajat dehidrasinya bagaimana, lihat tinjanya apakah ada darah.
Biasanya kalau ada darah kita pikirkan apakah ada infeksi usus oleh bakteri pathogen atau penyebab yang lain.
Dan kita juga bisa lihat pemeriksaan fesesnya biasanya peningkatan jumlah leukosit dalam tinja merupakan tanda adanya infeksi bakteri," ucap dokter Pingkan.
Di sisi lain, dokter Muzal menjelaskan bahwa diare dibagi menjadi tiga yaitu akut (kurang dari 14 hari), persisten (lebih dari 14 hari), dan disentri (diare yang disertai darah).
"Penanganannya berbeda-beda. Kalau diare akut biasanya karena rotavirus yang penting pada saat itu adalah penanganan supaya tidak dehidrasi.
Karena rotavirus tidak perlu pengobatan khusus sebenarnya yang penting cairan yang cukup.
Penanganan diare persisten dan disentri sebaiknya langsung ke dokter, biasanya penanganannya lebih kompleks.
Baca Juga: Bolehkah Makan Pisang Sebelum Berolahraga? Yuk Cari Tahu Faktanya Di Sini
Kalau diare berdarah penyebabnya disentri karena bakteri sigela dan samonela, biasanya diberikan antibiotik.
Apalagi kalau diare persisten musti diperiksa tinjanya, kultur kalau perlu, dicari penyebab karena bakteri lain, maka sebaiknya berobat ke dokter gastro anak untuk mencari penyebabnya.
Tetapi yang paling penting penanganan di rumah adalah pemberian cairan yang cukup supaya tidak terjadi dehidrasi," jelasnya.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR