Nakita.id.- Ketika sampai pada saran diet, setiap orang memiliki pendapat.
Tapi saat kita hidup dengan diabetes, kita perlu membuat pilihan makanan berdasarkan fakta, bukan fiksi - bahkan jika nasihatnya berasal dari teman atau anggota keluarga, yang mungkin berarti dengan baik tapi bukan ahli gizi.
Terkadang "petunjuk bermanfaat" ini katanya didapat dari pengalaman dan mungkin saja mengandung kebenaran.
Namun ada yang tidak lengkap disampaikan sehingga malah menjadi mitos yang menyesatkan.
Berikut lima mitos diet diabetes yang paling sering terjadi;
BACA JUGA: Pantas Saja Banyak yang Pakai, Ternyata Nama Cynthia Punya Makna Ini!
Mitos Diet: Orang dengan Diabetes Seharusnya Makan Makanan Khusus
Fakta: Tidak ada makanan khusus untuk diabetes.
Sebaliknya, beberapa pilihan makanan lebih baik daripada yang lain.
Diet diabetes yang sehat adalah diet yang akan menguntungkan siapa saja, kata Alison Massey, RD, LDN, CDE, ahli diet dan pendidik diabetes terdaftar di Pusat Diabetes Mercy Medical di Baltimore.
American Diabetes Association merekomendasikan diet yang rendah lemak dengan makanan yang berpusat di seputar makanan whole grain, sayuran, dan buah-buahan.
Meskipun kita mungkin perlu membuat beberapa perubahan diet, seperti membatasi garam, gula, dan makanan yang mengandung lemak tinggi (terutama lemak jenuh dan trans), Moms dapat terus menikmati jumlah makanan yang kita sukai.
Penting untuk dipelajari tentang pengendalian porsi dan penghitungan karbohidrat, yang dapat membantu pengelolaan glukosa darah (gula).
Mitos Diet: Diagnosis Diabetes Berarti Tidak Ada Permen
Fakta: Semua makanan dapat disertakan dalam diet diabetes - bahkan permen.
Ini tidak berarti kita harus makan permen setiap hari, tapi menikmati makanan penutup sesekali dapat diterima.
"Bagian yang penting adalah menjaga porsi tetap dan tepat," saran Massey.
Melacak karbohidrat dalam makanan adalah alat yang berguna yang tidak hanya membantu dengan kontrol porsi, namun juga memberikan keleluasaan untuk menyesuaikan diri sesekali dengan makanan, tambahnya.
Aplikasi smartphone yang menghitung karbohidrat dapat membantu kita menghitung setiap makanan yang masuk.
BACA JUGA: Tinggalkan Laptop Dengan Kamera yang Menyala Di Hotel, Terekam Hal Mengerikan!
Mitos Diet: Gorengan Sama Sekali Tidak Boleh
Fakta: Pola makan diabetes yang sehat bisa termasuk makanan gorengan, bahkan gorengan bertepung asalkan kita memerhatikan ukuran porsi dan tidak berlebihan, kata Massey.
Makanan yang mengandung pati - seperti nasi, kentang, dan pasta - termasuk dalam kategori karbohidrat.
Menurut American Diabetes Association, bagi kebanyakan penderita diabetes, tiga sampai empat porsi makanan berbasis karbohidrat per makanan biasanya baik-baik saja.
Tanyakan pada dokter atau ahli gizi tentang jumlah karbohidrat yang tepat.
Manfaat tambahan mengonsumsi whole grain adalah mengandung serat, yang membantu kesehatan pencernaan.
Mitos Diet: Jika Minum Obat Diabetes, Kita Bisa Makan Apapun yang Dinginkan
Fakta: "Mengikuti diet sehat dan berolahraga secara teratur sama pentingnya dengan meminum obat setiap hari dan memantau glukosa darah," kata Massey.
Makanan karbohidrat dipecah menjadi glukosa.
Jika kita terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat, bahkan meski Moms mengonsumsi obat diabetes secara teratur, kadar glukosa darah mungkin naik melebihi tingkat target yang disarankan.
"Dan karena risiko penyakit jantung lebih tinggi saat mengidap diabetes, mengonsumsi makanan diabetes rendah lemak dan rendah sodium sangat disarankan."
Kita akan mendapatkan pengelolaan gula darah yang lebih baik sekaligus mengurangi kadar kolesterol dan tekanan darah.
BACA JUGA: Hasil Survei : Angka Fertilitas di Indonesia Menurun Karena KB
Mitos Diet: Daging Tidak Memiliki Karbohidrat, Jadi Kita Bisa Makan Sebanyak Yang Diinginkan
Fakta: Kita tetap perlu memonitor porsi daging dalam makanan meskipun daging, unggas, dan makanan laut rendah karbohidrat.
Protein hewani mengandung lemak jenuh, yang berkontribusi pada kadar kolesterol jahat (LDL).
Sumber protein bukan daging, seperti keju dan selai kacang, juga mengandung lemak.
Sebuah studi yang diterbitkan di Cardiovascular Diabetology menyimpulkan bahwa lemak jenuh menyebabkan peradangan dan penyakit jantung akibat penyimpanan lemak di dalam dan sekitar jaringan dan organ tubuh.
Jenis penyimpanan lemak ini, yang disebut endapan lemak ektopik, juga dapat memperburuk resistensi insulin pada diabetes tipe 2.
Bicaralah dengan dokter tentang berapa banyak protein harian yang terbaik untuk kebutuhan dan sumber apa yang harus disertakan dalam rencana makan Moms.
BACA JUGA: Hampir Saja Anak Ini Menjadi Korban Eskalator. Kelalaian Orangtua
Demikian mitos dan fakta tentang pola makan penderita diabetes.
Kalau dilihat faktanya (bukan mitos!), ternyata kita masih bisa menikmati sebagian besar makanan yang enak, ya, Moms.
Tetapi dengan porsi secukupnya sambil tetap proaktif menjaga kesehatan. (*)
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Source | : | Everday Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR