Tapi bagaimana jika si balita kita menolak ikut lomba?
Jangan dulu kita menilainya sebagai pengecut. Memang, tidak semua anak antusias mengikuti lomba yang banyak digelar di berbagai perayaan dan wisata liburan.
"Sangat mungkin Si Kecil memiliki alasan kuat sehingga enggan berkompetisi," ujar Rahmitha P. Soendjojo, Psi., yang dulu menempuh studinya di Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Menurut Mitha, sapaan akrabnya, alasan itu biasanya muncul dari penyebab berikut:
Merasa asing dengan lingkungannya
Saat mengikuti lomba agustusan di tempat tinggalnya yang baru, contohnya, anak tentu akan canggung kala harus bertemu dengan orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya.
Kalupun sudah lama berdomisili di situ, belum tentu ia cukup akrab dengan anak-anak di lingkungan sekitarnya, karena lebih banyak menghabiskan waktunya untuk sekolah dan mengikuti berbagai kegiatan.
Dalam hal ini orang tua tak boleh memaksanya ikut lomba.
Merasa tidak mampu
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Tidak ada seorang anak pun yang menguasai semua jenis lomba. Kalau anak jijik atau takut pada belut, jangan pernah memaksanya ikut lomba memasukkan belut ke dalam botol. Justru jika dipaksa akan muncul dampak negatif, semisal anak jadi trauma.
BACA JUGA: Bahan Alami yang Dapat Memutihkan Kulit, Tanpa Efek Samping, Buktikan
Bisa dibayangkan si prasekolah yang benar-benar tidak bisa menguasai kemampuan tersebut disuruh berkompetisi dengan anak-anak yang sudah mahir. Dampak negatifnya akan kian parah jika ternyata penonton dan teman-temannya menertawakan. Yang lebih parah, lomba apa pun akan dirasakan sebagai siksaan.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR